BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus
betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam kehidupan global saat
ini.
Matematika
adalah ilmu dasar yang dewasa ini berkembang pesat, baik dari segi materi maupun kegunaannya. Sehingga
matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Tujuan pendidikan matematika di jenjang
pendidikan dasar adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak, atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
Di samping itu
siswa diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola fikir matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang
berkenan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan
penerapan matematika.
Pelajaran
matematika masih lemah, terutama pada tingkat sekolah dasar. Pengajaran
matematika masih terfokus pada teori sehingga siswa menjadi kurang kreatif, terlalu formal
dan terpaku pada rumusan baku. Penguasaan
dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah karena tidak
mendalam. Akibatnya, prestasi belajar matematika rendah. Selain itu pengetahuan
yang diterima secara pasif menjadikan matematika tidak bermakna bagi siswa.
Keberhasilan
pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan siswa mengikuti
aktivitas pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dilihat dari keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan di kelas. Sebagian besar menganggap matematika adalah
pelajaran yang sulit dan menakutkan untuk mereka.
Hal
ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan
dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Rata-rata nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) siswa yang dicapai adalah 68, siswa yang mencapai nilai
adalah 37,5
dan siswa yang mencapai nilai
68
adalah 62,5
. Rendahnya prestasi belajar matematika
disebabkan karena aktivitas siswa dalam pelajaran matematika masih rendah,
aktivitas pembelajaean masih didominasi oleh guru dan siswa banyak mencatat,
siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa
bertanya apabila ada hal yang kurang jelas, keaktifan siswa dalam mengerjakan
soal-soal latihan juga kurang dan siswa kurang berani siswa mengerjakan soal latihan di depan
kelas.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru matematika kelas V SD Negeri 105334 bahwa pada materi pecahan siswa masih sering
bingung dan enggan untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap
kegiatan belajar mengajar di kelas, terkadang guru juga terkesan menjadi
seseorang yang paling tahu dan harus diikuti oleh peserta didik, itu dapat
mengakibatkan kurang kreatifnya cara berpikir siswa. Mereka merasa dibatasi oleh contoh-contoh yang
diberikan oleh guru yang tanpa variasi dan terkadang mereka juga enggan untuk
bertanya. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan siswa dengan rata-rata 6,0.
Sedangkan yang diharapkan guru setiap siswa tuntas dalam belajar matematika
minimal nilai rata-rata 6,5. Sesuai dengan nilai KKM yang ditentukan, sehingga
ketuntasan belajar siswa tidak tercapai.
Rendahnya
kemampuan anak didik pada mata pelajaran matematika tidak terlepas dari
kemampuan guru dalam mengajar siswanya, guru mempunyai peran yang tidak kecil dalam
meningkatkan kualitas siswa, jika siswa dibina oleh pengajar yang bagus
maka akan melahirkan anak yang bagus pula, jadi peran guru luar biasa pentingnya dalam
meningkatkan mutu pendidikan saat ini.
Bagi
sebagian peserta didik, matematika dianggap pelajaran yang sulit, meskipun
tidak sedikit yang menyenangi pelajaran itu. Bahkan siswa sering beranggapan
bahwa matematika adalah pelajaran yang paling membosankan dan menakutkan,
sehingga mereka berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Terlebih lagi
bila mereka mendapat nilai di bawah rata-rata. Padahal matematika sebenarnya pelajaran yang
mengasikkan.
Bedasarkan
observasi berupa pengamatan langsung di kelas V SD 105334 Penara Kebun terlihat
bahwa guru lebih dominan mengajar sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti
pelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan keterampilan guru dalam
memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa mendapat
kemudahan dalam belajar matematika, guru harus melaksankan program pembelajaran
dengan baik, misalnya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
model yang tepat dan menggunakan alat peraga, sehingga siswa tidak jenuh
dan bosan dalam belajar matematika. Di samping kurangnya perhatian siswa, minat belajar juga masih minim, karena masih
banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran
menakutkan dan membosankan.
Strategi
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif
dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan salah satu srategi yang dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa dan memberikan kesempatan
untuk kepada siswa untuk mengungkapkan ide-ide gagasan matematika secara
optimal sehingga siswa menjadi lebih kreatif. Sementara guru menggunakan berbagai sumber dan
alat peraga sebagai alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran
lebih menarik, menyenangkan dan
efektif. Seperti yang dikemukakan oleh
Wiwik (2003:18) bahwa suasana yang
menyenangkan (joyfull learning) yang
dipadukan dengan pembelajaran aktif (aktif
learning) telah “membius” siswa untuk
terus belajar dan belajar. Pembelajaran menyenangkan bukan semata-mata
pembelajaran yang membuat siswa untuk tertawa terbahak-bahak, melainkan pembelajaran yang di dalamnya
terdapat hubungan yang kuat antara guru dan murid dan suasana yang sama sekali
tidak ada tekanan, yang ada hanyalah komunikasi
yang saling mendukung.
Dari
uraian diatas, guru dituntunt untuk harus memiliki kemampuan dan mampu
mengatasi kesulitan agar mampu membantu mereka dalam mengahadapi kesulitan
belajar.
Dengan
demikian, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi PAIKEM di SD
Negeri 105334 Penara Kebun Tahun Pelajaran 2013/2014.
B.
Identifikasi masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas, ada
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini, yaitu:
1. Penguasaan
dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah karena tidak
mendalam, akibatnya prestasi belajar matematika rendah.
2. Siswa
masih sering bingung dan enggan untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri.
3. Aktivitas
guru dalam pembelajaran lebih dominan.
4. Siswa
kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.
C.
Batasan Masalah
Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Aktivitas
belajar siswa melalui strategi PAIKEM pada materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan biasa semester genap pada siswa kelas V SD Negeri 105334 Penara Kebun.
2. Hasil
belajar siswa melalui strategi PAIKEM pada materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan biasa semester genap pada siswa kelas V SD Negeri 105334 Penara Kebun.
3. Siswa
yang diteliti adalah kelas V semester genap SD 105334 Penara Kebun Tahun
Pelajaran 2013/2014.
4. Materi
yang diajarkan adalah materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah
strategi PAIKEM dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan biasa di kelas V SD Negeri
105334 Penara Kebun.
2. Apakah
strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi
pecahan di kelas V SD Negeri 105334 Penara Kebun.
E.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan biasa melalui strategi PAIKEM
2. Untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan biasa melalui strategi PAIKEM
F.
Manfaat Penelitian
Dengan tujuan
penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
a.
Dapat memberikan masukan kepada
peningkatan mutu pembelajaran matematika khususnya pada peningkatan aktivitas
dan hasil belajar siswa.
b.
Dapat memberikan kontribusi pada
pembelajaran matematika melalui strategi PAIKEM khususnya pada materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi
guru, yaitu sebagai bahan masukan dalam menyusun dan mengembangkan pengajaran
matematika yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa
b. Bagi
siswa, yaitu membuat siswa lebih
aktif, kreatif dalam belajar dan proses
belajar matematika menjadi menarik dan menyenangkan serta kemampuan belajar
matematika menjadi meningkat.
c. Bagi
sekolah, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya
untuk perbaikan dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Bagi
peneliti, yaitu memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada dan pengalaman
langsung melalui strategi PAIKEM
Jika ingin lanjutannya silahkan coment. atau pm saya ke sor.sir123@gmail.com
j
global sevilla school
ReplyDeletesangat menarik dan bermanfaat
ReplyDeletekalo boleh bagi lanjutannya dong..
saya sudah email tetapi belum dapat balasan..
Terima kasih
ok
ReplyDelete