KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu terlimpah kepada Baginda
Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan kita semua sebagai umat yang taat dan
turut terhadap ajaran yang dibawanya.
Makalah yang berjudul “ pokok ajaran dalam agama hindu ”
disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah perbandingan agama. Di dalam makalah ini,
akan diuraikan tentang ajaran ajaran poko agama hindu.
Kami menyadari berbagai kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan yang ada,
sehingga tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan dalam
penulisan dan penyajian materi makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran. agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan
penyajian makalah kami dalam tugas selanjutnya.
Akhirnya, kepada Allah jualah kami menyerahkan diri
serta memohon taufik dan hidayah-Nya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua, Amin.
Medan, 20
Oktober 2019
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...... 1
C. Tujuan ……………………………………………………………... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Agama
Hindu ....................……………...... 2
B. Kajian Tentang Agama Hindu
.......................................................... 6
C. Sekte Sekte Dalam Agama Hindu
.................…………………...…. 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................
13
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
masalah
Agama
ini dinamakan hindu, sebagaimana yang akan kita ketahui kemudian, adalah karena
didalamnya mengandung adat-istiadat, budi pekerti, dan gambaran kehidupan orang
orang hindu. Agama ini juga dinamakan agama Brahma yang wujudnya sejak abad ke
-8 SM, yaitu sesuatu kekuatan besar yang mempunyai pengaruh amalan amalan
ibadat , seperti membaca doa-doa, menyanyikan lagu pemujaaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu agama hindu
?
2.
Sejarah
perkembangannya agama hindu ?
3.
Sekte-Sekte dalam Agama
Hindu ?
4.
Siapa yang
mendirikan agama hindu?
5.
Siapakah yang
menulisa kitab suci Weda?
Untuk menjawab pertanyaan ke 4 dan 5 tersebut, perlu kita
tegaskan bahawa tidak ada pendiri agama hindu yang tepat diakui sebagai sumber
pengajaran hindu dan hukum hukumnya. Agama hindu tidak mempunyai pendiri yang
pasti maka begitu pula halnya dengan weda. Kitab suci ini yang mengandung
kepercayaan kepercayaan, adat-istiadat, dan hukum hukum juga tidak mempunyai
pencipta yang pasti.
C.
Tujuan
1.
Memahami sajarah
agama hindu
2.
Memamami kitab
agama hindu
3.
Memahami sekte
sekte dalam agama hindu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Perkembangan agama hindu
Agama hindu adalah agama yang dianut oleh sebagian besar
penduduk negeri india sekarang. Agama ini timbul dari bekas bekas reruntuhan
ajaran jaran weda dengan mengambil pokok pikiran dan bentuk bentuk rupa india
purbakala dan berbagai kisah dongeng yang bersifat rohani yang telah tumbuh di
semenanjung itu sebelum kedangan bangsa arya. Dengan sebab ini, para peneliti
menganggap agama hindu sebagai kelanjutan dari ajaran ajaran weda dan menjadi
bagian dari poses evolusinya.[1]
Agama Hindu merupakan suatu fase perkembangan agama di India yang
berkembang dan dikenal sekarang ini. Agama ini dapat dikatakan suatu hasil
evolusi dari agama
yang dibawa oleh bagsa Aria dengan peradaban bangsa Dravida yang dalam
perkembangannya mengalami beberapa proses. Yaitu proses agama Weda , berkembang
menjadi agama Brahma dan selanjutnya menjelma menjadi agama Hindu seperti yang
dikenal sekarang ini, ada juga yang menamainya dengan masa agama Upanishad.
Karena itu dalam perjalanan sejarah agama Hindu dapat dibagi menjadi :
1. Periode
Agama Weda .
Periode ini diperkirakan berkembang sejak masuknya
bangsa Aria ke India sampai tahun 1500 sebelum Masehi . Agama ini dapat
dikatakan suatu agama alam , artinya dalam mendekati dan menyelami hal kedewaan
, agama ini sangat mengarahkan pandangan pada gejala-gejala alam, baik yang
bersifat menyenangkan atau tidak.
Pada zaman ini hidup keagamaan orang Hindu
didasarkan kepada kitab Weda Samhita yang bearti pengumpulan Weda . Kata Weda
berasal dari kata “wid” yang artinya tahu . Menurut tradisi Hindu , kitab weda
merupakan buah ciptaan dewa Brahma sendiri, Isinya diwahyukan oleh dewa Brahma
kepada para reshi dan para pendeta dalam bentuk mantera-mantera yang kemudian
disusun sebagai puji-pujian oleh para reshi .
Selanjutnya , kitab weda ini muncul tidak sekaligus
dan tidak ada pula yang mengetahui dengan pasti kapan kitab weda ini mulai
digubah , hanya saja dapat diketahui bahwa sebagian nyanyi-nyayiannya mulai
dukumpulkan kira-kira tahun 1500-1600 sebelum Masehi . Sebelumnya kitab weda
diwariskan dari lisan ke lisan atau dihafal orang . Kitab Weda terdiri dari
empat kumpulan , yaitu Pertama Rig Weda , kedua Sama Weda , ketiga Yajur Weda
dan keempat adalah Atharwa Weda .
Rig Weda berisi mantera-mantera dalam bentuk
nyanyian digunakan untuk mengundang para dewa agar hadir pada upacra-upacara
korban yang dipersembahkan kepada mereka (dewa-dewa). Imam-imam atau pendeta pendeta
yang mengajukan pujian ini disebut Hotr.
Sama Weda hampir sama dengan Rig Weda , hanya diberi
“sama” atau lagu. Imam atau pendeta yang menyanyikannya disebut Udgtr.
Yajur Weda berisi yajur atau rapal. Rapal tersebut
dipakai untuk mengubah korban menjadi makanan pada dewa . Pendeta atau imamnya
disebut Adwaryu.
Sedangkan Atharwa Weda , berisi mantera-mantera
khusus untuk menyembuhkan orang sakit , mengusir roh jahat , dan sebagainya.
Kegiatan ini dipimpin oleh Atharwan (golongan pendeta).
Kitab Weda hanya boleh dipelajari oleh golongan
Brahmana , Kesatria , dan Waisya. Sedangkan bagi golongan lain tidak
diperkenankan membacanya. Kitab Weda ditulis dalam bahasa Sansekerta.
2. Periode
Agama Brahma
Kehidupan beragama pada periode ini didasarkan pada
kitab Brahma , yaitu bagian kedua kitab weda yang kedua. Kitab ini ditulis oleh
para imam Brahmana dalam bentuk prosa. Isinya memberikan keterangan tentang
korban , membicarakan nilai serta mencoba mencari asal-usul korban.
Adapun ciri-ciri zaman ini antara lain: Pertama ,
korban mendapat tekanan yang besar , Kedua , para Brahmana mendapat kekuasaan
yang lebih besar , ketiga , berkembangnya kasta dan asrama , Keempat dewa-dewa
berubah perangainya dan Kelima timbulnya kitab sutra.
a. Korban
Pada zaman weda korban masih menjadi alat untuk
mempengaruhi para dewa , agar mereka (para dewa) berkenan menolong kehidupan
mereka . Di samping itu korban juga digunakan untuk memaksa dewa menolong
manusia. Jadi korban dipandang memiliki magis (kekuatan) yang lebih dari pada
dewa.
Fungsi korban diperbesar\diperluas sehingga menjadi
alat untuk memperoleh kekuasaan baik di dunia maupun di akhirat , atas yang
tampak dan tidak tampak , atas yang bernyawa atau tidak.
b. Imam
Oleh karena berhasilnya upacara korban tergantung
dari rupa korban , padahal rupa korban bergantung kepada kecakapan imam untuk
menyusunnya dengan mantera-manteranya , maka dapat dimengerti , bahwa sekarang
para imam menjadi penting sekali. Tanpa imam orang tak dapat hidup .
c. Kasta
Dalam agama Brahma mengenal adanya kasta yaitu kasta
Brahmana , Ksatria, Waisya , dan Sudra. Tentang riwayat munculnya kasta , masih
merupakan masalah yang pelik . Bleeker menyebutkan , sistem kasta berpangkal
pada keempat golongan tertua dari suku Aria , yaitu golongan pendeta , perwira
, perdagang , pedagang dan buruh\budak .
Ada juga yang mengatakan karena pencampuran anatara
suku bangsa Aria dan Dravida . Aria asalnya tidak mau bercampur dengan penduduk
asli karena merasa memiliki derajat, kebudayaan yang tinggi dibanding penduduk
asli. Karena lama menetap di sana akhirnya ada yang kawin dan terjadi
pencampuran suku. Akhirnya muncul kasta .
Pencampuran dan perpindahan kasta tidak dibenarkan.
Laki-laki tidak boleh kawin dengan kasta selain kastanya . Kalau hal itu
dilanggar akan terjadi kharma. Namun dalam realitasnya
, ketentuan itu tidak semuanya dipatuhi , apa lagi di abad 21 ini ,
rasionalitas tampak dikedepankan .
d. Asrama
Asrama adalah tingkatan hidup. Dalam agama Brahmana
disebutkan adanya tempat tingkat hidup yang harus diakui oleh penganutnya.
·
Pertama Brahmacarin
(anak akan meninggalkan rumah menuju ke tempat guru sebagai siswa).
·
Kedua Grhata , anak
sudah dewasa dan masuk hidup perkawinan .
·
Ketiga Vanaprastha
(pada usia lanjut , orang pergi ke hutan , segala urusan rumah tangga
diserahkan kepada anak laki-laki dan ada kalanya ia masuk hutan bersama isteri.
·
Keempat Sanyasin ,
tingkat pertama yang telah terlepas dari kehidupan dunia , meskipun ia masih
hidup di dunia .
e. Dewa-dewa
Oleh karena korban dipandang sebagai alat yang dapat
menjadikan manusia menjadi Tuhan dunia , maka dengan sendirinya dewa-dewa tak lagi memegang
peranan yang penting dalam hidup keagamaan orang . Pada zaman ini ada beberapa
dewata yang sudah tak pernah disebut lagi , dan ada dewa-dewa yang hanya
diturunkan kedudukan-kedudukannya.
Akan tetapi hidup manusia memang tak mungkin tanpa
kekuasaan yang dianggap lebih tinggi daripada manusia . Maka ada juga dewa-dewa
yang dianaikkan kehormatannya.
f. Sutra-sutra
Pada zaman ini mulailah kitab-kitab sutra , yaitu
kitab-kitab pedoman yang berisi petunjuk-petunjuk tentang banyak hal , dan yang
ditulis dalam kalimat yang pendek . Kitab-kitab ini tidak tergolong weda ,
melainkan termasuk kitab-kitab yang disebut Wedangga , atau anggota weda . Isinya membicarakan hal ilmu bahasa ,
upacara-upacara , tatabahasa , ilmu pengetahuan dan sebagainya . Semuanya itu
diperlukan bagi teknik korban , yang memerlukan pengucapan mantera-mantera yang
tepat .[2]
3. Periode
Agama Hindu
Periode ini dimulai pada masa tarikh masehi hingga
sekarang ini. Abd Manaf dalam bukunya Sejarah agama-agama menyebutnya masa
agama Hindu ini dengan masa agama Upanishad .
Upanishad (Upani=di dekat , shad=duduk). Jadi
Upanishad artinya duduk berimpuh di dekat guru untuk dapat mendengarkan wejangan-wejangan
filosofis tentang hakikat Atman dan di dalamnya diuraikan hubungan Atman dan
Brahman.
B.
Kajian tentang Agama Hindu
Para peneliti barat dan para sarjana agama hindu
berpendapat bahwa kitab weda lahir dalam masa beberapa abad yang tidak kurang
dari dua puluh abad sebelum tahun masehi. Hal hal yang perlu mendapat kajian di
sekitar masalah agama hindu adalah.
1.
Weda
Pada bagian terdahulu kita sebutkan bahwa weda, kitab
suci hindu, tidak diketahui penciptanya dan untuk memberi gambaran yang hampir
tepat tentang weda yang dianggap sebenarnya sebagai ensiklopedia agama hindu.
2.
Tuhan menurut
pemikiran hindu
Didalam pemikiran hindu terdapat dua aliran yang sangat
berlainan yang berhubungan dengan tuhan. Pertama adalah aliran keesaan dan
kedua adalah aliran perbilangan uang lebih kuat dan lebih luas penyebarannya.
Pada orang hindu bilangan tuhan-tuhan amatlah besar
sebagaimana yang telah disebutkan, bagi mereka tiap-tiap satu kekuatan mutlak,
masing-masing dapat memberikan faedah atau membahayakan seperti air, api,
gunung gunung. Dialah tuhan yang mereka harapkan pertolongannya pada masa masa
kesulitan.
Dalam agama hindu memang cukup banyak jumlah
dewa-dewa dipuja , dalam weda disebutkan sebanyak 32 dewa dan masing-masing
memiliki fungsi tersendiri dalam hubungannya dengan kehidupan manusia .
Konsepsi Hindu selanjutnya mengalami perkembangan
sehingga banyak kali telah dijadikan pedoman dalam kitab suci weda seperti
jumlah dewa mengalami perubahan
3.
Peraturan kasta
kasta menurut pemikiran hindu
Berkaitan dengan peraturan kasta-kasta ini juga adalah
tentang penamaan anak anak dari setiap golongan. Seandainya dari golongan
brahamana menunjukan kegirangan dan golongan brahmana berkewajiban mempelajari
kitab weda dan mengajar kaumnya. Sekira dari golongan kesatria menunjukan
kegagahan, dari golongan ini orang orang yang memperaya akal pikiran dengan
kitab kitab weda dan sebagainya mereka inilah yang layak menjadi pemimpin
pemimpin tentara, raja raja dan hukum. Sedangkan Perkataan menunjukan kekayaan
golongan waisya, seorang wasya haruslah kawin dengan perempuan dari gologannya
juga, haruslah memberikan perhatian yang sesunggua sungguh terhadap pekerjaannya.
sedangkan kerendahan diperuntukan kepda golongan sudra, seorang sudra sedapat
dapatnya haruslah mematuhui perintah golongan berahmana yang menjadi pemuka
yang arif akan kitab kitab suci dan terkenal dengan sifat sifat mulia.
4.
Beberapa gambaran
tingkah laku di kalangan para penganut agama hindu
Masalah yang peling tinggi sekali yang dikejar oleh
seseorang brahmana adalah pembebasan mutlak dan penyatuan dengan brahman,
sebagaimana yang telah kita sebutkan. Menurut perlembagaan akal hindu untuk
sampai pada tujuan ini yang tetap adalah zuhud yang melebih-lebihkan berpuasa,
berjaga malam (mengurangi tidur), dan menyiksa diri, begitu juga hidup dengan
mengharamkan diri dari segalah kenikmatan, memikulkan diri dengan berbagai bala
bencana, selalu keliatan amat berduka dan merasa kecewa dan tidak mengharapkan
mati karena mati akan memindahkannya ke putaran hidupnya yang baru, tetapi dia
mengharapkan kebinasaan dirinya di dalam brahma.
5.
Contoh-contoh dari
perundangan hindu
Untuk memberikan contoh contoh dari perundangan hindu,
kita berpegang pada sumber yang penting sekali, yaitu kitab manu dharma sastra,
sebuah kitab yang lengkap yang mengandung perundangan yang di taati oleh
golongan hindu.
Peraturan dan undang undang yang bersangkutan dengan
kekuasaan pemerintah dan yang bersangkutan dengan kaum perempuan, kemudian
sebagian dari peraturan kewenangan, yaitu sebagai berikut.
Ø Raja
Tuhan menjadikan raja supaya menjaga negeri dan
mempertahankannya, oleh karena itu janganlah menghinakan raja sekalipun seorang
anak kecil yang mesih menyusui, karena dia adalah tuhan dalam bentuk manusia di
atas muka bumi.
Ø Keum perempuan
Kaum perempuan hidup dengan tidak mempunyai hak memilih,
baik dia gadis kecil, atau remaja, atau tua. Gadis tunduk pada pilihan
bapaknya, istri tunduk pada pilihan suaminya dan janda pada pilihan anak
anaknya, dia selamanya tidak boleh sendirian. Seorang perempuan haruslah rela
dengan suami pilihan bapaknya, dia berbakti kepadanya sepanjang hidup, dia
tidak memikirkan laki laki lain sesudah suaminya meninggal, malah ketika itu
dia haruslah meninggalkan makanan yang lezat lezat, pakaian yang indah, dan
semua perhisannya. Dia harus hidup terus dalam keadaan menjanda hingga akhir
hayatnya.
Ø Soal ekonomi
Tidak boleh memakan riba (bunga) yang berlebih lebihan.
Harta pusaka yang tidak diketahui pemiliknya raja menjaganya selama tiga tahun.
Sekirahnya tidak diketahui juga dalam masa ini pemiliknya, maka setelah itu
harta itu menjadi milik raja.
6.
Pengenalan terhadap
kitab kitab suci di kalangan orang orang hindu
Pemikiran orang orang hindu dikuasai oleh aliran rohani
dari sinilah terdapat banyak kitab suci hingga lebih dari seratus dan bahkan
lebih dari seribu buah. Dalam agama kitab kalamullah (firman allah) yang di
wahyukan pada nabi nabi tetapi sumber kitab suci di kalangan hindu bukanlah
kitab tersebut di wahyukan tuhan. Sebernarnya puncak kesucian kitab kitab ini
adalah pada umumnya terletak pada aliran rohani dalam pemikiran hindu.[3]
C.
Sekte-Sekte
dalam Agama Hindu
Sebagaimana yang terdapat dalam agama-agama besar lainnya , maka
dalam agama Hindu juga terdapat aliran-aliran atau sekte-sekte yang
masing-masing mempunyi konepsi tersendiri dalam menanggapi beberapa segi ajaran
agama yang dipandnag lebih penting .
M. Ariffin dalam bukunya menjelaskan bahwa dalam
agama Hindu terdapat beberapa sekte , antara lain :
1.
Sekte Vedanta
Menurut aliran ini objek pemujaan
dan tujuan akhirnya ialah terletak pada sumber segala-galanya yang disebut
dengan “Brahman” yang artinya Yang Maha
Ada atau makrokosmos . Subjek yang melakukan pemujaan kepads-Nya itu ialah yang
disebut “Atman” diartiakan sebagai jiwa manusia atau mikrokosmos. Brahman atau
Atman terpisah oleh samsara . Sedangkan
samsara disebabkan oleh pengaruh materi dan bahan jasmani. Selama manusia
terikat oleh materi\jasmani itu , mereka akan tetap mengalami samsara. Keadaan
yang demikina penyebab tidak akan bisa bersatunya antara Brahmana dan Atman .
2.
Sekte Sankya
Ajaran dalam sekte ini menyebutkan
bahwa segala yang maujud itu terdiri dari cita anasir. Anasir pertama disebut
dengan “Purusha” , artinya jiwa seseorang dan anasir kedua disebut dengan
“Prakerti”. Artinya jasmani seseorang . Kedua anasir tersebut dipandang sebagai
sesuatu yang kekal dan abadi . Adapun penebab dari penderitaan karena adanya
persatuan antara Purusha dan Prakerti. Sebaliknya kebahagiaan abadi baru bisa
dicapai apabila kedua anasir tersebut dipisahkan .
3.Sekte
Yoga
Menurut M. Ariffin dalam bukunya
sekte yoga lebih mementingkan metode untuk mencapai tujuan kelepasan , tanpa
punya pandangan kepercayaan yang prinsipil . Dalam aliran\sekte ini terdapat
ajaran tentang cara melatih jiwa untuk melepaskan diri dari samsara.
4.Sekte
Jainisme
Inti dari ajaran sekte ini adalah
mengharapkan kebahagiaan abadi. Pandangannya tentang samsara hamper sama dengan
sekte Vedanta , yakni segala penderitaan jiwa disebabkan oleh pengaruh dari
materi atau ikatan yang bersifat kebendaan .
5.Sekte
Wisnuisme
Sekte ini lebih menekankan penyembahan
kepada dewa wisnu , hal ini dikarenakan dewa ini sangat simpatik bagi mereka
dengan sifat –sifatnya yang berdasar pada perasaan cinta. Menurut aliran ini
kebaikan dewa wisnu dengan bhaktinya (cintanya) dapat memberikan jaminan
kedamaian hidup. Dalam ajaran sekte tersebut dijelaskan bagaimana kebaikan
wisnu dalam usahanya menolong umat manusia dari segala bentuk kehancuran dan
kejahatan .
6.
Sekte Siwaisme
Pemeluk aliran ini sangat optimis
akan kebulatan kekuasaan dewa siswa. Kekuasaanya meliputi penentuan hidup dan
matinya manusia dan dewa tersebut memeiliki kekuasaan tertinggi di antara
dewa-dewa .
7.
Sekte Brahmaisme
Aliran ini lebih mengutamakan
pemujaan kepada dewa Brahma , yang dalam konsep Trimurti dipandang sebagai dewa
pencipta . Dewa ini merupakan dewa tertinggi yang harus dipuja oleh siapapun .
Ia digambarkan sebagai tokoh dewa yang berkepala empat serta berwajah indah
dengan tanda sekuntum bunga teratai serta naik angsa .
8.
Sekte Trantrisme(Trantrayana)
Aliran ini dalam usaha mencapai
Nirwana lebih mengutamakan metode pembacaan mantera-mantera rahasia dan
membebaskan ruang gerak hawa nafsu .[4]
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Agama hindu adalah agama yang dianut oleh sebagian besar
penduduk negeri india sekarang. Agama ini timbul dari bekas bekas reruntuhan
ajaran jaran weda dengan mengambil pokok pikiran dan bentuk bentuk rupa india
purbakala dan berbagai kisah dongeng yang bersifat rohani yang telah tumbuh di
semenanjung itu sebelum kedangan bangsa arya.
Dalam perjalanan sejarah agama Hindu dapat dibagi
menjadi beberapa priode Yaitu
proses agama Weda , berkembang menjadi agama Brahma dan selanjutnya menjelma
menjadi agama Hindu seperti yang dikenal sekarang ini.
Dalam agama Hindu juga terdapat aliran-aliran atau
sekte-sekte yang masing-masing mempunyi konepsi tersendiri dalam menanggapi
beberapa segi ajaran agama yang dipandag lebih penting yaitu Sekte Vedanta, Sekte Sankya, Sekte Yoga, Sekte Jainisme, Sekte Wisnuisme, Sekte
Siwaisme, Sekte Brahmaisme, Sekte
Trantrisme(Trantrayana).
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Ahmad Shalaby, perbandingan agama, agama agama besar di
india, (1998 : jakarta)
Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan
Buddha (1985:BPK Gunung Mulia)
Drs. Jirhanuddin M.Ag, Perbandingan
Agama , Pengantar Studi Memahami Agama-Agama ,(2010:Yogyakarta)
[1] Dr.Ahmad Shalaby,
perbandingan agama, agama agama besar di india, (1998 : jakarta), hlm 18.
[2] Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha (1985:BPK
Gunung Mulia) , hlm.18-20
[3] Dr.Ahmad Shalaby, perbandingan
agama, agama agama besar di india, (1998 : jakarta), hlm 20-53.
[4] Drs. Jirhanuddin M.Ag, Perbandingan Agama , Pengantar Studi
Memahami Agama-Agama ,(2010:Yogyakarta) , hlm.67-77 .
0 Response to "Makalah Pokok Pokok Ajaran Agama Hindu"
Post a Comment