MAKALAH PENGARUH STRES TERHADAP SEMANGAT KERJA


KATA PENGANTAR


Puji syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diberi Judul “Pengaruh Stres terhadap Semangat Kerja”.
Dalam menulis makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran serta dorongan moril yang baik langsung maupun tidak langsung dalamterselesainya penyusunan makalah ini.
 Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Dosen pengajar Dra. Elita Dewi, MSP, yang telah memberikan bimbingan yang sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna sebagai referensi bagi pembaca dan dapat menambah informasi yang bermanfaat.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, untuk itu penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun karena hal tersebut sangat membantu menghantarkan pada kesempurnaan makalah ini.















Medan, 14  November 2015,





Penulis




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.2  Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Stres terhadap Semangat Kerja............................................................................2
2.1.1 Pengertian Stres................................................................................................................2
2.1.2 Pengertian Semangat Kerja...............................................................................................5
2.2 Cara Mengatasi Stres dan Menambah Semangat Kerja.......................................................8
2.3 Strategi Manajemen Stres...................................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan............................................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Keberhasilan dari suatu organisasi atau perusahaan tentunya berasal dari kinerja anggota atau pegawainya. Oleh sebab itu hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan atau kestabilan kinerja dari anggota organisasi atau pegawai harus diperhitungkan, agar tidak menimbulkan kerugian bagi organisasi yang bersangkutan. Salah satu hal yang berpengaruh besar terhadap kinerja atau semangat kerja dari pegawai adalah stres.
Stres merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Kita sering mendengar bahwa stres merupakan akibat negatif dari kehidupan modern. Orang-orang merasa stres karena terlalu banyak pekerjaan, ketidakpahaman terhadap pekerjaan, beban informasi yang terlalu berat atau karena mengikuti perkembangan zaman. Kejadian-kejadian tersebut menimbulkan distres, yakni derajat penyimpangan fisik, psikis, dan perilaku dari fungsi yang sehat.
Namun sebenarnya distress juga memiliki sisi positif, yang disebut dengan stres, yakni mengarah kepada hal-hal yang sehat, positif, hasil konstruktif dari kejadian penuh stres yang tidak berlebihan, cukup untuk menggerakkan dan memotivasi orang agar dapat mencapai tujuan, mengubah lingkungan mereka dan berhasil dalam menghadapi tantangan hidup.Kita membutuhkan beberapa stres kelangsungan hidup.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengaruh stres terhadap semangat kerja ?
2.      Bagaimana cara mengatasi stres dan menambah semangat kerja ?
3.      Bagaimana Strategi Manajemen Stres ?
  
1.3  Tujuan
1.      Untuk menganalisa faktor-faktor dan pengaruh stress dalam mempengaruhi semangat kerja.
2.      Untuk mengetahui dan sebagai bahan pertimbangan atas berbagai solusi untuk mengatasi stres dan menambah semangat kerja.
3.      Untuk menganalisa strategi manajemen stress agar tidak menimbulkan konflik dan kerugian kerja.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengaruh Stres terhadap Semangat Kerja

            2.1.1 Pengertian Stres Kerja
Stres kerja merupakan suatu tanggapan adapatif, dibatasi oleh perbedaan individual dan proses psikologis, yaitu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologi atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang di tempat individu tersebut berada. Stres yang positif di sebut eustress sedangkan stress yang berlebihan dan bersifat merugikan disebut distress.
Berikut adalah definisi-definisi tentang stres kerja menurut para ahli yang penulis susun diantaranya :
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2008:157), mengemukakan bahwa :
“Suatu perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari sindrom,antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan penceranaan”.
Malayu Hasibuan (2009:204), mengemukakan bahwa :
“Suatu kondisi yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang, orang yang stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis”.
Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan suatu kondisi yang merefleksikan rasa tertekan, tegang, yang mempengaruhi emosi dan proses berfikir seorang karyawan untuk mengerjakan pekerjaannya sehingga menghambat tujuan organisasi.

a. Jenis-Jenis Stres Kerja
     Quick dan quick (dikutip oleh Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi, 2003;308) mengkategorikan jenis stres menjadi dua yaitu :
a.       Eustress, yaitu hasil respons terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan konstruktif (membangun). Hal tersebut termasuk kesejahtraan individu dan organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan tingkat performance yang tinggi.

b. Distress, Yaitu hasil dari respon terhadap yang bersifat tidak sehat, negatif dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidak hadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian.

B. Sumber-Sumber Potensi Stres Kerja
Stres dapat disebabkan oleh berbagai fakor didalam maupun diluar pekerjaan yang merupakan sumber stres di tempat kerja. Sumber stres disebut juga stressor adalah suatu rangsangan yang dipersepikan sebagai suatu ancaman dan menimbulkan perasaan negatif. Hampir setiap kondisi pekerjaan dapat menyebabkan stres, tergantung reaksi karyawan bagaimana menghadapinya. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dapat mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan karyawan lain tidak tahu atau bahkan akan menolaknya. Bagaimana juga orang beraekasi terhadap stres maka menentukan tingkat stres yang dialami.
Sumber-sumber stres yaitu :
1. Beban kerja yang berlebihan, Banyaknya tugas dapat menjadi sumber stres bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan fisik maupun keahlianya.
2. Tekanan atau desakan waktu, atasan sering kali memberikan tugas sesuai dengan target waktu yang terbatas.
3. Kualitas supervisi yang jelek, Seorang karyawan dapat menjalankan tugas sehari-harinya dibawah bimbingan sekaligus mempertanggungjawabkan kepada supervisor. Jika supervisor pandai (cakap) dan menguasai tugas bawahan, ia akan membimbing dan memberikan pengarahan atau isntruksi secara baik dan benar.

4. Iklim Politis, Iklim politis yang tidak aman akan mempengaruhi semangat kerja.
5. Wewenang untuk malaksanakan tanggung jawab, atasan sering memberikan tugas kepada bawahanya tanpa diikuti kewenangan yang memadai. Sehingga, jika harus mengambil keputusan harus berkonsultasi, kadang menyerahkan sepenuhnya pada atasan.
6. Konflik dan ketaksaan peran, pada situasi seperti ini orang memiliki harapan yang berbeda akan kegiatan seseorang karyawan pada suatu pekerjaan akibat adanya konflik dan ketidakjelasan peran dalam pekerjaan akibat adanya konflik dan ketidakjelasan peran dalam organisasi, sehingga karyawan tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan tidak dapat memenuhi semua harapan.

7. Perbedaan antara nilai perusahaan dan karyawan. artinya perbedaan ini mencabik-cabik karyawan dengan tekanan mental pada waktu suatu upaya dilakukan untuk memenuhi nilai kebutuhan perusahaan dan karyawan.
8. Frustasi, Suatu akibat dari motivasi yang terhambat dan mencegah seseorang mencapai tujuan yang diinginkan sehingga berpengaruh terhadap pola kerja.

C. Indikator-Indikator Stres Kerja
Indikator-indikator stress kerja menurut Stephen P. Robbins yang dialih bahasakan oleh Hadyana Pujaatmaka, (2008:375), dapat dibagi dalam tiga aspek yaitu :
1. Indikator pada psikologis, meliputi :
a. Cepat tersinggung.
b. Tidak komunikatif.
c. Banyak melamun.
d. Lelah mental
2. Indkator pada fisik, meliputi :
a. Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah.
b. Mudah lelah secara fisik..
c. Pusing kepala.
d. Problem tidur (kebanyakan atau kekurangan tidur).
3. Indikator pada prilaku, meliputi :
a. Merokok Berlebihan
b. Menunda atau menghindari pekerjaan.
c. Perilaku sabotase.
d. Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan).

2.1.2    Pengertian Semangat Kerja
Semangat kerja atau dalam istilah asingnya disebut morale merupakan hal yang harus di miliki oleh setiap karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat, oleh karena itu selayanknya setiap perusahaan selalu berusaha agar semangat kerja karyawan nya meningkat. Dengan semangat kerja yang tinggi, maka dapat di harapkan aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Berikut pengertian semangat kerja yang di kemukan oleh para ahli di antaranya adalah :
Alex S. Nitisemito (2001:160), mengemukakan bahwa :
“Melakukan pekerjaan dengan lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan dapat selesai lebih cepat dan lebih baik, Lebih lanjut dapat di artikan semangat kerja sebagai sesuatu yang positif dan sesuatu yang baik, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap pekerjaan dalam arti lebih cepat dan lebih baik.”
Malayu S.P Hasibuan (2008:95) mengemukakan bahwa :
“Sebagai keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaan dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai hasil yang maksimal”.
Bedasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah suatu ekspresi dan mental indidvidu atau kelompok yang menunjukan rasa senang dan bahagia dalam melakukan pekerjaannya, sehingga merasa bergairah dan mampu bekerja secara lebih cepat dan lebih baik demi tercapainya tujuan kelompok maupun organisasi.

A. Pentingnya Semangat Kerja
Dengan adanya semangat kerja tersebut, maka pekerjaan akan lebih cepat di seleseikan, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat di perkecil, kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin. dan sebagainya. Oleh karena itu maka sudah selayaknya apabila setiap perusahaan selalu berusaha agar para karyawannya mempuyai moral kerja tinggi sebabdengan moral kerja yang tinggi di harapakan semangat kerja akan meningkat. Karena itulah semangat kerja pada hakekatnya adalah perwujudan dari moral kerja yang tinggi.
Dengan semangat kerja yang tinggi maka karyawan diharapkan akan mencapai tingkat produktivitas yang lebih baik, dan pada akhirnya menunjang terwujudanya tujuan dari perusahaan. Dengan motivasi yang tepat di berikan kepada karyawan untuk berbuat semaksimal mungkin dalam malakukan tugasnya, karena dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasaranya, kepentingan-kepetingan pribadi para karyawan tersebut akan terpelihara juga.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja
Peningkatan semangat kerja dalam suatu perusahaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Karyawan yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan memberikan keuntungan pada perusahaan dan sebaliknya karyawan yang memiliki semangat kerja yang rendah dapat mendatangkan kerugian pada perusahaan. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja.
Terdapat sebelas faktor yang mempengaruhi semangat kerja. Kesebelas faktor tersebut yakni di jabarkan di bawah ini :

1) Gaji yang cukup.
2) Memperhatikan kebutuhan rohani.
3) Menciptakan suasan santai.

4) Harga diri perlu mendapatkan perhatian.
5) Tempatkan karyawan di posisi yang tepat.
6) Berikan kesempatan mereka untuk maju.
7) Perasaan aman menghadapi masa depan perlu di perhatikan.
8) Usahakan para pegawai untuk mempunyai loyalitas.
9) Sesekali karyawan perlu di ajak berunding.
10) Pemberian insentif yang terarah.
11) Fasilitas yang menyenangkan.



Kebutuhan material dan non materi

·         Gaji yang cukup
·         Suasana yang santai
·         Kebutuhan Rohani
·         Posisi yang tepat
·         Harga diri
·         Kesempatan untuk maju
·         Perasaan aman di masa depan
·         Diajak berunding
·         Intensif yang terarah
·         Fasilitas yang menyenangkan

Kepuasan

Semangat Kerja
 

C. Indikator Semangat Kerja
Semangat kerja yang terbentuk positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam organisasi membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritikan yang bersifat membangun dari luang lingkup pekerjaanya demi kemajuan di perusahaan tersebut, namun semangat kerja akan berdapampak buruk jikakaryawan dalam satu organisasi mengeluarkan pendapat yang berbeda hal ini dikerenakan adanya perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan pikiranya. dan salah satu nya berdampak pada naiknya tingkat absensi karyawan, rata-rata tingkat absensi karyawan yang wajar berada di bawah 3 persen (Murdiartha, dkk, 2001:93).
Berikut adalah beberapa indikator semangat kerja, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Naiknya produktivitas karyawan
Karyawan yang semangat kerjanya tinggi cendrung melaksanakan tugas-tugas sesuai waktu, tidak menunda pekerjaan dengan sengaja, serta mempercepat perkerjaan, dan sebagainya. Oleh kerena itu harus dibuat setandar kerja untukmengetahui apakah prduktivitas karyawan tinggi apa tidak.

b. Tingakt Absensi yang rendah
Tingkat absensi yang rendah merupakan salah satu indikasi meningkatnya semangat kerja karena, Karena nampak bahwa persentase absen seluruh karyawan rendah.

c. Labour Turn-Over yang menurun
Tingkat karyawan keluar masuk karyawan yang menurun merupakan salah satu indiskasi meningkatnya semangat kerja. Hal ini dapat disebabkan oleh kesenangan mereka bekerja pada perusahaan tersebut. Tingkat keluar masuk karyawan yang tinggi dapa mengganggu jalanya perusahaan.

d. Tidak terjadi atau berkurangnya kegelisahan
Semangat kerja karyawan akan meningkat apabila mereka tidak gelisah. Kegelisahan dapat dilihat melalui bentuk keluhan, ketidaktenangan bekerja, dan hala-hal lainya.

2.2 Cara Mengatasi Stres dan Menambah Semangat Kerja
Manusia pasti memiliki berbagai masalah dalam hidupnya termasuk masalah dalam pekerjaan, sehingga perlu mencari cara mengatasi stress tersebut. Cara menangani tekanan kerja untuk mencari solusi masalah yang sedang dihadapi agar tidak mengalami stress yang dapat menimbulkan depresi yang dapat mengganggu kesehatan.
Stress bukan termasuk jenis penyakit, namun jika tidak cepat mencari cara mengatasi stress akibat kerja tersebut akan dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress akibat kerja, diantaranya adalah dengan melakukan yoga, berpikiran yang positif dan sebagainya. Lalu bagaimana cara mengatasi stress kerja dengan mudah? Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan.
1.      Jangan tunda pekerjaan
Menunda pekerjaan dapat mengakibatkan bertumpuknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Hal inilah yang dapat menyebabkan stress. Dengan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktunya merupakan salah satu cara untuk mengatasi stress.
2.      Lakukanlah yoga
Jika pekerjaan menuntut untuk lebih banyak duduk, hal ini juga termasuk salah satu yang dapat mengakibatkan stress. Cara menangani stress di tempat kerja yang seperti ini dapat dilakukan dengan yoga. Jika memiliki sedikit waktu luang di kantor, lakukan gerakan yang dapat memperlancar peredaran darah di daerah dada dan pundak. Hal tersebut berguna untuk menghilangkan efek negatif karena terlalu banyak duduk.
3.      Lakukan aktivitas ringan
Cara mengatasi stres kerjaan salah satunya adalah dengan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan santai untuk sekedar mencari udara segar. Terlalu lama bekerja dalam ruangan dapat menimbulkan kebosanan yang dapat memicu stress. Karena mendapatkan udara yang lebih segar dibandingkan ketika berada dalam ruangan akan membuat tubuh semakin rileks dan merupakan salah satu cara mengatasi tekanan kerja yang efektif. Sehingga ketika kembali ke tempat kerja, tubuh akan fresh untuk kembali melanjutkan pekerjaan.
4.      Menjadi diri sendiri
Stress di tempat kerja juga dapat diakibatkan oleh rasa keterpaksaan. Sebagai karyawan mungkin sulit untuk menolak pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Tetapi jika memungkinkan untuk menolak jika pekerjaan tidak sesuai dengan diri kita, maka lebih baik menolaknya.
Menjadi diri sendiri merupakan salah satu cara menangani tekanan kerja yang dapat dilakukan. Karena melakukan sesuatu dalam keterpaksaan atau tidak sesuai dengan apa yang kita bisa lakukan dapat pula menimbulkan stress.
5.      Mendengarkan lagu
Mendengarkan lagu adalah cara mengatasi stress akibat kerja yang paling mudah. Dengan mendegarkan lagu, apalagi lagu kesayangan akan membuat pikiran lebih tenang. Otak juga dapat lebih santai untuk kembali melanjutkan pekerjaan hingga selesai. Cara mengatasi stress kerja yang baik sangat berkaitan dengan ketenangan dan kenyamanan hati. Jika pekerjaan dilakukan dalam suasana yang santai dan tidak terlalu tegang, maka stress di tempat kerja dapat dihindari.
Selain itu, ada berbagai cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress dan meningkatkan semangat kerja. Pembinaan semangat kerja karyawan perlu dikatakan terus-menerus agar mereka menjadi terbiasa memiliki semangat kerja yang tinggi dan penuh gairah. Dengan kondisi, demikian, para karyawan dapat melakukan pekerjaanya dengan baik dan kreatif. Hal ini sangat penting bagi kelangsungan hidup karyawan di perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan, perusahaan dalam hal ini pimpinan selalu berupaya untuk memelihara semangat kerja karyawan dengan melakukan berbagai cara. Menurut Bruce (2000:6), bahwa pimpinan memiliki langkah-langkah dalam menciptakan semangat kerja dalam diri karyawan, yaitu sebagai berikut :

1) Become a Genuine and Authentic Manager
Pimpinan hendak nya memberikan perhatian khusus pada karyawan dan membuat mereka merasa special dan dinilai.
 2) Tune Into the Emotional Needs of your Employes
Mengetahui dan dapat memahami kebutuhan akan persahaan karyawan merupakan cara untuk meyakinkan mereka bahwa keinginan dan kebutuhan akan dapat terpenuhi. Untuk dapat menciptakan iklim yang kreatif di dalam organisasi, pimpinan perlu melatih karyawannya untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan bakatnya. Sehingga pimpinan dapat melibatkan seluruh karyawan dalam kegiatan organisasi dan menjadikan mereka sebagai bagian kegiatan terpenting dari kegitan tersebut.
4) Giving Feedback to Build Morale Employe
Memberikan tanggapan yang tulus dan positif terhadap pekerja yang di lakukan karyawan nya merupakan masalah yang positif bagi karyawan dan membuat mereda merasa diperhatikan.
5) Alter The Work Enviroment
Pimpinan perlu menciptkan lingkungan kerja yang penuh semangat, diman setiap karyawannya dapat merasa nyaman, dan tidak jenuh.
Berdasarkan pendapat bruce tersebut, maka pimpinan atau pihak perusahaan harus dapat mengupayakan untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya, hendaknya pimpinan dapat menempatkan dirinya bersama-sama dengan para bawahanya, sehingga pimpinan dapat mengetahui ada atau tidaknya semangat kerja yang tinggi dari para karyawan.

2.3 Strategi Manajemen Stres
Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam strategi manajemen stres, yaitu:
1.      Remove the stressor
2.      Withdrow from stressor
3.      Change stress perception
4.      Control stress concequences
5.      Receive social support
  

Remove the stressor


Stress Management Strategis

Withdrow from stressor

Change stress perception

Control Stress Consequences

Receive social Support


                                                     Strategi manajemen stress

1.      Remove the Stressor
Ada banyak cara untuk menghilangkan sumber stress di tempat kerja. Salah satu solusi terbaik adalah dengan memberdayakan para pegawai sehingga mereka memiliki kontrol yang lebih atas pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka. Sumber stress yang berhubungan dengan tugas dapat diminimumkan lebih efektif melalui seleksi dan penempatan pegawai sehingga mereka persyaratan pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka.

2.      With Drawing from the Stressor
Para pegawai biasanya mengalami stres ketika tinggal dan bekerja dalam kultur yang berbeda. Tidak cukup dengan asumsi-asumsi dan harapan yang umum. Para ekspatriat harus membayar kontan  tentang bagaimana cara berpikir, bersikap, dan bertindaknya dipersepsikan atau direspon lingkungannya. Perlu waktu dan keinginan yang kuat agar mampu beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan baru.

3.      Chaging Stres Perceptions
Tingkat stres yang dialami pegawai dalam situasi yang sama mungkin dapat berbeda antara satu individu dengan yang lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan persepsi. Oleh karena itu sebenarnya stress dapat diminimumkan melalui perubahan persepsi atas situasi yang ada.

4.      Controlling the Consequences of stress
Kadang-kadang para pegawai tidak dapat mengendalikan stres yang dialaminya. Mereka seringkali membutuhkan bantuan untuk mengatasi stress dengan perilaku disfungsional seperti mengonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang. Program gaya hidup sehat akan membantu pegawai belajar bagaimana gaya hidup sehat. Mengendalikan stres dengan baik tentu sangat bermanfaat, walau tidak semua orang mampu melakukannya. Kebanyakan orang memerlukan orang lain untuk membantunya agar dapat mengatasinya dengan baik.

5.      Receiving Social Support
Dukungan linkungan sekitar dapat mengurangi stress yang dialami seseorang. Dalam suatu organisasi, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memberikan dukungan pegawai yang mengalami stress, yaitu:
·         Memperbaiki persepsi mereka bahwa mereka bernilai dan berguna
·         Menyediakan informasi untuk membantunya memahami masalah yang sesungguhnya yang memungkinkan untuk menghilangkan sumber stres
·         Dukungan emosional dari yang lain dapat secara langsung membantu mengurangi stres


                                                                          BAB III
PENUTUP


3.1 Simpulan
            Stress merupakan suatu respons penyesuaian diri pada satu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Distress menunjukkan tingginya tingkat stress yang memiliki akibat negatif.

            Stress tingkat tinggi yang berkepanjangan dapat menyebabkan gejala-gejala fisik seperti tekanan darah tinggi seksual, sakit kepala dan penyakit jantung koroner. Perilaku yang menunjukkan gejala stress antara lain: kinerja rendah, keputusan-keputusan jelek atau salah, naiknya kecelakaan ditempat kerja, tingginya absensi, atau naiknya agresi ditempat kerja. Rendahnya semangat kerja berkenaan dengan proses keletihan emosional, depersonalisasi, dan mengurangi prestasi pribadi sebagai akibat stress yang berkepanjangan. Hal ini merupakan sebagian besar penyebab stress interpersonal dan penyebab stress berkaitan dengan peran dalam pekerjaan dan penyebab stress berasa dari luar pekerjaan.

            Dengan banyak intervensi maka stres yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikelola, beberapa intervensi dengan tepat menghilangkan stresor yang tak perlu atau melepaskan pegawai dari lingkungan yang penuh stress. Bantuan lain dapat diberikan dengan mengubah interpretasi mereka terhadap lingkungan (sehingga tidak menganggap serius stresor), gaya hidup (dapat mendorong membangun pertahanan fisik yang lebih baik melawan stres) atau dukungan sosial dengan memberikan sumber material, informasi dan emosional.

3.2 Saran
1. Saran untuk perusahaan:
a.       Sebaiknya perusahaan memberikan terapi-terapi khusus terhadap karyawan yang cendrung sensitif dan cepat tersinggung berupa bantuan konseling oleh psikiater maupun oleh pimpinan itu sendiri untuk membantu dalam memecahkan permasalahan.
b.      Untuk yang menunda dan menghindari pekerjaan sebaiknya dibuatlah kebijakan seperti peringatan yang bertahap berupa surat peringatan (SP) supaya ada efek jera dan tidak menjadi contoh yang buruk terhadap karyawan lainya.

c.       Untuk permasalahan semangat kerjasebaiknya pimpinan melakukan pendekatan-pendekatan kepada perorangan untuk mengetahui permasalah yang sedang terjadi dari setiap individu sehingga permasalah tersebut dapat diatasi dan tidak dapat mengganggu jalanya aktivitas perusahaan.

                                                                DAFTAR PUSTAKA


Anwar Prabu Mangkunegara. 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja RosdaKarya, Bandung.
Arikunto. 2001, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
AS. Munandar. 2004, Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan unjuk Kerja Perusahaan.
Mulyadi. 2012, Pengaruh Stres Terhadap Semangat Kerja Karyawan BAPPEDA Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Sopiah. 2008, Perilaku Organisasional.Yogyakarta:ANDI













Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH PENGARUH STRES TERHADAP SEMANGAT KERJA"

Post a Comment