BAB I
PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
Appendik
adalah suatu tambahan seperti kantong yang tidak berfungsi terletak pada bagian
anterior caecum. Penyebab paling umum dan appediksitis adalah obtruksi lumen
oleh feces yang akhinya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa yang
menyebabkan inflamasi (Engram, 1998).
Appendiksitis
adalah inflamasi appendiks, suatu bagian seperti kantong yang non fungsional
dan terletak dibagian interior seikum. Penyebab umum dari appendiksitis adalah
obstruksi lumen mukosa yang menyebkan inflamasi (Monica Ester, 2002).
Appediktomi
adalah pengangkatan appendiks yang terinflamasi dapat dilakukan pada pasien
rawat jalan dengan menggunakan pendekatan endoskopi, namun adanya perlengkapan
multipel, posisi retroperintoneal appendiks atau robek perlu dilakukan prosedur
pembukaan (Doenges, 2000).
2. Anatomi dan Fisiologi
Keterangan :
Posisi appendiks
1) Cabang misenterika superior
2) Ileum terminal
3) Appendikularis yang telah retroperitoneal
4) Appendikularis di dalam mesoappendiks
5) Ujung appendiks terletak pada agak
kekuadrat (posisi peluka) pada kedudukan ini appendiks mungkin melekat pada
tuba atau ovarium kanan atau mungkin terdapat keluhan atau tanda gangguan organ
tersebut.
6) Appendiks telah intraperitoneal, ujungntya
bisa terletak diarah mana saja (lingkaran kedudukan menentukan letak keluhan
dan tanda-tanda lokal pada appendiksitis akut).
7) Pada caekum intraperitoneal kedudukannya
dapat berindah tergejala jurusan, paling sering kearah kranial karena saat
embrio rotasi usus (serum) kurang sempurna yang menentikan letak appendiks
secara tidak langsung.
8) Appendiks terletak retroperitoneal
dibelakang sekum (retrosekal) appendiksitis, pada letak ini tidak menimbulkan
keluhan atau tanda yang disebabkan oleh rangsangan peritoneum setempat.
9) Pertemuan 3 (tiga) tenia menunjukkan
pangkat appendiks, umumnya diwaktu operasi appendiks tidak tampak karena
kedudukannya retrosekal.
(Sjamsuddin, 1997).
3. Patofisologi
(Mansjoer Arif, 2000 : 207).
4. Etiologi
Ø Hierplasia folikel limfoid
Ø Fekolit
Ø Benda asing
Ø Struktur karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya atau neoplasma
5. Manifestasi Klinis
1. Nyeri kuadran bawah biasanya disertai
engan demam derajat rendah, mual dan seringkali muntah.
2. Pada titik McBurney (terletak
dipertengahan umbilikus dan spina anterior dari ileum) nyeri tekan setempat dan
sedikit kaku dari bagian bawah otot rektus kanan
3. Nyeri alih mungkin saja ada; letak
apendiks mengakibatakan sejumlah nyeri tekan, spasme otot, dan konstipasi kambuhan
4. tanda Rovsing (dapat diketahui dengan
mempalpasi kuadran kanan baawah, yang menyebabkan nyeri pada kuadran kiri
bawah).
5. jika terjadi ruptur apendiks, maka nyeri
akan menjadi lebih menyebar; terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik
dan kondisi memburuk.
(Baughman & Hackley, 2000 : 45)
6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap
dan pemeriksaan laboratorium serta radiologi, pada pasien apendik jumlah
leukosit lebih tinggi dari 10.000 / m3; jumlah netrofil lebih tinggi
dari 70%; pemeriksaan sinar –X dan ultrasonografi menunjukkan desitas pada
kuadran kanan bawah atau tingkat aliran udara setempat (Baughman & Hackley,
2000 : 45)
7. Penatalaksanaan
1. Pembedahan diindikasikan jika terdiagnosa
apendiksitis; lakukan apendektomi secepat mungkin untuk mengurangi resiko
perforasi. Metode : insisi abdominal bawah dibawah anastesi umum atau spinal;
laparoskopi.
2. Berikan antibiotik dan cairan IV sampai
pembedahan dilakukan
3. Analgesik dapat diberikan setelah diagnosa
ditegakkan.
(Baughman & Hackley, 2000 : 45)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas atau istrahat
Gejala : Malaise
b. Sirkulasi
Tanda :
Takikardi
c. Eliminasi
Gejala :
- konstipasi pada awitan awal
- diare
(kadang-kadang)
Tanda :
- distensi abdomen, nyeri tekan/ nyeri lepas, kekuatan penurunan atau tidak ada
bising usus, nyeri epigastrium.
d. Makanan atau cairan
Gejala :
- anoreksia
- mual/ muntah
e. Nyeri/ kenyamanan
Gejala :
nyeri abdomen, sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat dan
terlokalisasi pada titik Mc Burney (setengah jarak
antara umbilikus dan tulang ileum kanan) meningkat karena berjalan, bersin,
batuk atau nafas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau infark
pada appendiks) keluhan berbagai rasa nyeri / gejala tidak jelas (sehubungan
dengan lokasi contoh retrosekal atau sebelah ureter).
Tanda :
- perilaku berhati-hati, berbaring kesamping atau terlentang dengan lutut ditekuk, meningkatkan
nyeri pada kuadran kanan
bawah karena posisi ekstensi
kaki kanan atau posisi duduk tegak.
- nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi
peritoneal
f. Keamanan
Tanda :
demam (biasanya rendah)
g. Pernafasan
Tanda :
takipnea, pernafasan dangkal
h. Penyuluhan/ Pengajaran
Gejala :
- riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen, batu uretra,
salpingitis akut, ileitis regional.
- dapat terjadi pada berbagai usia
Penanggulangan : membutuhkan bantuan sedikit dalam transportasi,
tugas pemeliharaan rumah.
Pengkajian pasca operasi
Observasi
karakter dan jumlah drainase lambung atau usus keluaran urin, drainase ostomi,
bila ada drainase luka, muntah, mual, distensi abdomen, pemasangan selang
nasogastrik, lokasi dan tipe nyeri, penurunan pernafasan dangkal, penurunan
bunyi nafas.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan pengkajian, yang
menjadi masalah pasien dengan post appendiksitis (Doeges, 2000, hal. 608) :
1) Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan
usus oleh inflamasi akut dan ditandai dengaan luka belum menyatu.
2) Resko tinggi terhadap infeksi berhubungan
dengan tidak adanya pertahanan utama, pervorasi/ ruptur pada appendiks
peritonitis, prosedur invasif, insisi bedah, ulserasi mukosa.
3) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume
cairan berhubungan dengan muntah pra operasi pembatasan oaska operasi, pasca
operasi status ipermetabolik, informasi peritonium dengan cairan asing.
4) Resiko tinggi terhadap pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhab tubuh berhubungan dengan anoreksia, abnormalitas
metabolistik.
5) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar
tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak
mengenal sumber informasi).
3. Rencana Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan
usus oleh inflamasi akut dan ditandai dengaan luka belum menyatu.
Kriteria
hasil :
a. Melaporkan nyeri hilang/tekontrol
b. Tampak rileks mampu tidur / istirahat
dengan tepat.
Intervensi
|
Rasional
|
- Kaji tingkat nyeri, catat likasi karateristik,
beratnya (skala 1-10-) selikdiki dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
- Pertahankan istrahat dengan posisi semi
fowler
- Dorong ambulasi dini
- Berikan aktivitas hiburan
Kolaborasi
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Berikan kantong es pada abdomen
- Pertahankan puse / penghisapan NGT pada
awal
|
- berguna dalam pengawasan keefektifan
obat, kemajuan penyembuhan , perunahan karakteristik, nyeri menunjukkan
terjadinya obsesi peritonitis memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi.
- Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi
dalam abdomen bawah atau pelvis, menghilangkan tegangan abdomen yang
bertambah dengan posisi terlentang.
- Meningkatkan normalisasi fungsi organ,
contoh merangsang peristaltik dan kelancaran flatus, menurunkan
ketidaknyamanan abdomen.
- Fokus perhatian kembali meningkatkan
relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
- Menghilangkan nyeri, mempermudah kerja
sama dengan intervensi terapi lain contoh ambilasi batuk.
- Menghilangkan dan mengurangi nyeri
melalui penghilang rasa ujung saraf. Catatan jangan lakukan kompres panas
karena dapat menyebabkan kongesti jaringan.
- Menurunkan ketidaksamaan pada
peristaltik usus dini dan iritasi gaster / muntah.
|
2) Resko tinggi terhadap infeksi berhubungan
dengan tidak adanya pertahanan utama, pervorasi/ ruptur pada appendiks
peritonitis, prosedur invasif, insisi bedah, ulserasi mukosa.
Kriteria
hasil / kriteria evaluasi :
-
meningkatkan
penyembuhan luka dengan benar, bebas tanda infeksi/ inflamasi drainase purulen,
eritema dan demam.
Intervensi
|
Rasional
|
- awasi tanda-tanda vital, perhaikan demam
menggigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen.
- Lihat insisi dan balutan catat
karakteristik drainase luka
- Berikan informasi yang tepat, jujur pada
pasien
Kolaborasi
- Berikan anti biotik sesuai indikasi
- Bantu irigasi dan drainase bila
diindiaksiakan
- Ambil contoh drainase bila diperlukan
|
-
dugaan
adanya infeksi/terjadinya sepsis dan peritonitis
-
memberikan
deteksi dini terjadi infeksi dan pengawasan penyembuhan yang telah ada
sebelumnya
-
pengetahuan
tentang kemajuan situasi, dukungan emosi membantu menurunkan ansietas
-
mungkin
diberikan propilatif atau menurunkan jumlah organisme pada infeksi yang telah
ada sebelumnya
-
dapat
diperlukan untuk mengakhiri abses terlokalisasi
-
kultur
pawarnaan gram dan sesnsitifitas berguna untuk mengidentifikasi pilihan
terapi
|
3) resiko tinggi terhadap kekurangan volume
cairan b/d muntah pra operasi pembatasan pasca operasi,pasca operasi status
hipermetabolik, informasi peritonium dengan cairan asing
kriteria Hasil :
-
mempertahankan
keseimbangan cairandiindikasikan oleh kelembaban mukosa turgor kulit baik,
tanda stabil dan pengeluaran urin agak kuat
Intervensi
|
Rasional
|
- awasi tanda-tanda vital
- lihat membran mukosa, kaji turgor kulit
dan pengisian kapiler. Awasi pemasuikan dan pengeluaran, catat warna urin
- auskultasi bising usus, flatus, gerakan
usus. Berikan minuman kecil bila pemasukan peroral dimulai dan dilanjutkan
dengan diet
- berikan perawatan mulut dengan perhatian
khusus pada perlindungan bibir
Kolaborasi
- pertahankan penghisap gaster atau usus
- berikan cairan I.V dan elektrolit
|
-
tanda
yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskulker indikator
keadekuatan sirkulasi perifer
-
penurunan
pengeluaran urin dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi
-
indikator
kembalinya peristaltik persiapan utnuk pemasukan peroral, menurunkan iritasi
gaster
-
dehidrasi
mengakibatkan bibir, mulut kering dan pecah-pecah
-
selang
NGT biasanya dimasukkan pada pra operasi dan dipertahankan segera pasca
operasi untuk dekompresi usus, mencegah muntah
-
peritonium
bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan menghasilkan sejumla besar cairan
yanga dapat menurunkan volume sirkulasi darah.
|
4) Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, abnormalitas metabolik
Kriteria Hasil :
-
mempertahankan
BB dan kebutuhan nutrisi tercukupi
Intervensi
|
Rasional
|
- awasi haluaran selang NGT, catat adanya
muntah
- auskultasi bising usus, catat bunyi
- ukur lingkar abdomen
- timbang BB dengan teratur
- kaji abdomen dengan sering untuk kembali
kebunyi yang lembut, penampilan bising usus normal dan kelancaran flatus
Kolaborasi
- tambahkan diet sesusai toleransi
- awasi BUN, protein, albumin, glukosa,
keseimbangan nitrogen sesuai indikasi
|
-
jumlah
besar dari aspirasi gaster dan muntah diduga terjadi obstruksi usus
-
meskipun
bising usus sering tidak ada, inflamsi usus dapat menyertai hiperaktivitas
usus, penurunan absorbsi air dan diare
-
memberikan
bukti perubahan distensi gaster atau ajumulasi asites
-
kehilangan/peningkatan
dini menunjukkan perubahan hidung tetapi diduga ada defisit nutrisi
-
menunjukkan
kembalinya fungsi usus kenormal dan kemampuan utnuk memulai masukan peroral
-
kemajuan
diet yang hati-hati masukan nutrisi dimulai dari menurunkan resiko iritasi
gaster
-
menurunkan
fungsi organ dan kebutuhan nutrisi
|
5) Kurang pengetahuan tentang kondisi
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi
Kriteria Hasil :
-
menyatakan
pemahaman proses penyakit, pengobatan dan pontenssial
-
berpatisipasi
dalam program pengobatan
Intervensi
|
Rasional
|
-
kaji
ulang pembatasan aktivitas pasca operasi
-
dorong
aktivitas sesaui toleransi dengan periode istrahat
-
diskusikan
perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi untuk
mengangkat jahitan
-
identifikasi
gejala yang memerlukan evaluasi medis
|
-
memberikan
informasi untuk merencanakan kembali rutinitas biasa tanpa menimbulkan
masalah
-
mencegah
kelemahan, meningkatkan penyembuhan dan mempermudah kembali keaktivitas
normal
-
pemahaman
peningkatan kerja sama dengan program terapi, meningkatkan penyembuhan]
-
upaya
intervensi menurunkan resiko komplikasi serius
|
0 Response to "askep appendksitis"
Post a Comment