A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
Persalinan adalah saat yang
menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya, dimulai saat terjadi
kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam
dilatasi dan melahirkan serta berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai
proses ikatan dengan bayi (Bobak L, 2004 ; 301).
Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil kompensasi (janin turi) yang dapat hidup ke dunia luar dari
rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Rustam M, 1998 ; 91).
Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar (Hanifa W, 1999 ; 180).
2. Tanda-tanda inpartu
- Rasa
sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
- Keluar
lendir bercampur darah (showw) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks
- Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya
- Pada
pemeriksaan dalam : serviks mendatar, pembukaan telah ada
3. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan :
- Teori
penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron, progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim, akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila progesteron turun.
- Teori
plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah akan menimbulkan
kontraksi rahim.
- Teori
distansi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskhemi
otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter.
- Teori
iritasi mekanik : dibelakang serviks terletak ganglion serviks (fleksus
hauser) bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus.
- Induksi partus (induktion of labour) :
Partus
dapat pula ditimbulakn dengan jalan :
-
Gagang
laminaria, beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang pleksus frakenhauser
-
Amniotomi
: pemecahan ketuban
-
Oksitosin
drips : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
4. Tanda-tanda permulaan persalinan
Ø Hightening atau settling / dropping yaitu
kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida.
Ø Perut kelihatan lebih melebar, fundus
uteri turun.
Ø Perasaan sering atau susah kencing.
Ø Perasaan sakit di perut dan di pinggang
oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus.
Ø Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan
sekresinya bertambah bisa bercampur darah.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan :
- Power (his dan tenaga mengedan ibu)
- Passage (jalan lahir)
- Passager (janin), bentuk, besar, letak
- Posisi ibu
- Psikologis respon
Ad. 1 Power
His-kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat : kontraksi simetris,
fundus dominan, kemudian diikuti, relaksasi.
Dalam mengawasi persalinan hendaknya
selalu dibuat daftar catatan tentang his pada status ibu meliputi : frekwensi,
amplitudo atau intetensitas, aktivitas his, durasi his, datangnya his,
interval.
Ad. 2 Jalan lahir (passage)
a. Bagian keras : Tulang-tulang panggul
b. Bagina lunak : Otot-otot,
jaringan-jaringan dan ligamen
☺ Tulang-tulang panggul :
a.
Os Coxae
- Os Ilium ; Crista Iliaca, S.I.A.S, S.I.A.I, S.I.P.I,
S.I.P.S.
- Os Ischium :
Tuber Ischium, Spina Ischiadica
- Os Pubis : Simfisis
Pubis
b. Os Sakrum :
Promontorium
c. Os Cocsygius
☺ Artikulasio
a. Simfisis
pubis, di depan pertemuan os pubis
b. Artikulasi
sakro iliaka
c. Artikulasi
sakro koksigium
☺ Ruang panggul : Pelvis mayor
Pelvis minor
☺ Pintu panggul
a. Pintu atas
panggul (PAP)
b. Pintu bawah
panggul (PBP)
c. Ruang panggul
d. Sumber panggul
e. Bidang-bidang :
Hodge I : Promontorium pinggir atas simfisis
Hodge II : Pinggir bawah simfisis
Hodge III : Spina ischiadika
Hodge IV : Ujung coccygeus
Ad. 3 Janin (passenger)
Tulang tengkorak (kranium)
1. Bagian muka
dan tulang-tulang dasar tengkorak (basis kranii)
- Os Nasalis
- Os
Maksilaris
- Os
Mandibularis
- Os
Zygomatik
2. Bagian tengkorak
- Os
Frontalis
- Os
Parientalis
- Os
Temporalis
- Os
Occipitalis
3. Sutura
- Sutura
sagitalis (sela panah)
- Sutura koronaria
(sela mahkota)
- Sutura lamboidea
- Sutura frontalis
4. Ubun-ubun
besar
Ubun-ubun
kecil
Ad. 4 Posisi ibu
Bantu ibu untuk memperoleh
posisi yang paling nyaman baginya. Ibu dapat mengganti posisi secara teratur
selama kala dua persalinan. Dalam membimbing mengedan dapat dipilih posisi
berikut :
-
Jongkok
-
Menungging
-
Tidur
miring
-
Setengah
duduk
Benar Palsu
- His Teratur Tidak teratur
Nyeri
pinggang ke bawah Hanya pada pingggang
- Tanda Progresif Tidak progresif
Lendir dan darah Lendir
- Pembukaan serviks Ada Tidak ada
6. Pembagian tahap-tahap persalinan
a. Kala persalinan terdiri dari :
Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai
menjadi pembukaan lengkap 10 cm
Kala II : Kala pengeluaran janin, waktu uterus
dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengedan menorong janin keluar hingga lahir.
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
Kala IV : Mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
Kala I (kala pembukaan)
In partu (partus mulai)
ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)
Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan terbuka kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
1. Fase laten : dimana pembukaan serviks
berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung
7-8 jam
2. Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dan
dibagi atas 3 fase :
a. Periode akselerasi,
berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm
b. Periode dilatasi maksimal,
selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
c. Periode deselerasi,
beralngsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap
Kala II (pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin
his terkoordinir kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala
janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Ibu
seperti merasa BAB, karena tekanan pada rektum dengan tanda anus terbuka. Pada
waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum menegang.
Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi
rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat dan berisi plasenta yang menjadi 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian,
timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh
plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
pengeluaran darah + 100-200 cc.
Kala IV
Kala pengawasan selama 1 jam
setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan post partum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah
Primi Multi
Kala I 13
jam 7
jam
Kala II 1
jam ½
jam
Kala III ½
jam
¼ jam
Kala IV 14
½ jam 7
¾ jam
7. Pimpinan Persalinan
Kala I
Pekerjaan
penolong pada kala I adalah mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya serta
menanamkan semangat diri bahwa persalinan adalah fisiologis. Tanamkan rasa
percaya diri dan percaya pada penolong.
Apabila
ketuban belum pecah, wanita in partu boleh duduk atau berjalan, jika ketuban
sudh pecah dilarang berjalan harus berbaring. Dalam kala pembukaan dilarang
mengedan karena belum waktunya dan akan menghabiskan tenaga ibu biasanya kala I
berakhir apabila pembukaan sudah lengkap : 10 jam
Kala II
Ada 2 cara ibu mengedan :
-
Dalam
letak berbaring merangkul kedua kedua pahanya dengan kedua lengannya sampai
batas siku, kepala diangkat sedikit, sehingga dagu mengenai dada dan mulut
ditutup
-
Dengan
sikap seperti diatas, teteap badan miring ke arah dimana punggung janini berada
dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas.
Kala II ini, bila kepala janin
sampai di dassar panggul , vulva mulai terbuka, rambut kepala kelihatan, tiap
his kepala lebih maju, anus terbuka, perineum meragang. Penolong harus menahan
perineum dengan bagian kanan beralaskan kain kasa, atau doek steril supaya
tidak terjadi robekan.
Kala III
Pengawasan pada kala pelepasan
dan pengeluaran uri ini cukup penting karena kelalaian dapat menyebabkan resiko
pendarahan yang dapat membawa kematian, biasanya uri akan lahir spontan dalam
15-30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam tidak boleh ditunggu bila pendarahan
banyak.
Kala III terdiri dari 2 fase :
1. Fase pelepasan uri
2. Fase pengeluaran uri
Ad.1 Cara lepasnya uri ada beberapa macam
:
1. SCHULTZE ; lepasnya seperti kita menutup
payung, cara ini 80 % terjadi, yang lepas duluan adalah bagian tengah, lalu
terjadi retro palsenta hematoma yang menolak uri mula-mula bagian tengah
kemudian seluruhnya.
2. DUNCAN :
- Lepasnya uri mulai dari
pinggir, jadi darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban.
- Serempak dari tengah dan
pinggir plasenta
Ad. 2 Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui
lepasnya uri
-
Kustner
: Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis tali pusat
ditegangkan, maka bila tali pusat masuk, belum lepas; diam atau maju.....sudah
lepas.
-
Klein
: Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit, bial tali pusat kembali....belum
lepas, diam atau turun....lepas.
-
Strassman
-
Tegangkan
tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar belum lepas, tak
bergetar....sudah lepas.
Kala IV
Darah yang keluar harus diukur
beberapa cc kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh :
-
Luka
pada pelepasan uri
-
Robekan
pada servic dan perineum
Batas normal jumlah perdarahan
adalah 250 cc
Biasanya 100-300 cc, bila perdarahan lebih dari
500 cc ini sudah dianggap abnormal jangan ditinggalkan wanita bersalin 1-2 jam
sesudah bayi dan uri lahir. Sebelum pergi meninggalkan pasien periksa ulang
dulu dan perhatikan 7 pokok penting :
-
Kontraksi
rahim
-
Perdarahan
-
Kandung
kemih
-
Luka-luka
jahitan baik/tidak
-
Uri
dan selaput ketuban harus lengkap
-
Keadaan
umum baik
-
Keadaan
bayi
(Ilmu Kebidanan, Hal : 192-201)
NB : Episiotomi adalah insisi dari perineum untuk
memudahkan persalinan dan mencegah ruptura perinal totalis. Dilakukan bila
perineumsudah menipis dan kepala janin tidak masuk lagi kedalam vagina yaitu
dengan jalan menggunting. Epistotomi
terdiri dari :
1. Episiotomi medialis yang dibuat di garis tengah
2. Episiotomi media lateralis dari garis tengah ke
samping menjauhi anus
3. Episiotomi lateralis 1-2 di atas commessura
posterior ke samping
4. Episiotomi sekunder, kalau kita melihat ruptur
perineum yang spontan / episiotomi medialis yang melebar sehingga mungkin
ruptura perieum totalis maka digunting ke samping. Tujuan episiotomi adalah
supaya tidak terjadi robekan perineum yang tidak teratur dan robekan pada
musculus sphincter ani (ruptura perinei totalis) yang bila tidak di jahit dan
dirawat dengan baik akan menyebabkan beser berak.
Mekanisme persalinan
Ada 7 gerakan kardinal presentasi puncak kepala
pada mekanisme persalinan yaitu :
1. Engagement
2. Penurunan
3. Fleksi
4. Putar paksi dalam
5. Okitensi
6. Restitusi dan putar paksi luar
7. Ekspulsi
Ad. 1. Apabila diameter biparietal kepala melewati PAP,
kepala dikatakan telah engaget pada PAP. Pada kebanyakan wanita multipara hal
ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot abdomen masih
tegang, sehingga bagian presentasi terdorong ke dalam panggul pada wanita multi
para otot-otot abdomennya lebih kendor kepala sering kali tetap dapat
digerakkan di atas permukaan panggul sampai persalinan dimulai.
Ad.2. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi
melewati panggul. Penurunan terjadi akibat 3 kekuatan :
1. Tekanan dari cairan amnion
2. Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin
3. Kontraksi pada diafragma dan otot-otot abdomen
ibu pada tahap kedua persalinan efek ketiga kekuatan ini dimodifikasi oleh
ukuran dan bentuk bidang panggul ibu dan kapasitas kepala janin untuk bermolase.
Ad. 3
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh
serviks, dinding panggul atau dasar penggul dalam keadaan normal fleksi terjadi
dan dagu didekatkan kearah dada janin. Dengan fleksi, sub oksifitobrekmatika
yan berdiameter < (9,6 cm) dapat masuk ke dalam PBP.
Ad. 4. putar fleksi dalam dimulai pada dinding setinggi
spina iskiadika, tetapi putaran ini belum selesai sampai bagian presentasi
mencapai panggul bagian bawah.
Ad. 5. Ekstensi
Saat kepala janin menvapai perineum, kepala akan
defleksi ke arah anterior oleh perineum, mula-mula oksiput melewati permukaan
bawah simfisis pubis kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi,
pertama-tama oksiput, kemudian wajah dan akhirnya dagu.
Ad.6. Restitusi (putar paksi luar)
Putaran 45 derajat membuat kepala janin kembali
sejajar dengan punggung dan bahu
Ad. 7. Ekspulsi total, cara melahirkan : bahu depan,
bahu belakang dan seluruh badan dan ekstremitas.
Posisi ibu dalam persalinan : Posisi
litotomi, posisi duduk, cara berbaring
Ada 2 cara ibu mengedan :
a. Letak berbaring mwrangkul kedua pahanya dengan
kedua lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit hingga dagu mengenai
dada, mulut dikatup.
b. Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan
miring kearah punggung janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas.
0 Response to "Pengertian persalinan,tanda tanda dan sebab yang menimbulkan persalinan"
Post a Comment