MAKALAH KESEHATAN MENTAL
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri
antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Tetapi tidak- lah
mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku,
pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh
manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun
suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang
menderita gangguan jiwa atau penyakit jiwa.
Adapun pengertian kesehatan mental menurut para ahli
seperti Zakiah Daradjat, mendefinisikan bahwa kesehatan mental adalah pengetahuan
dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala
potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa
kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan
dan penyakit jiwa.Apa yang anda bayangkan mengenai kesehatan mental
? Komponen Kesehatan
Mental Secara Umum sangat penting untuk diketahui bukan hanya
orang profesional saja namun juga awam untuk menjaga diri. Menurut ahli,
Alexander Schneiders menyatakan bahwa kesehatan mental sebagai ilmu yang
digunakan untuk mencapai serta memelihara kesejahteraan secara psikologis.
Selain itu untuk mencegah adanya gangguan mental serta adanya ketidaksesuaian
diri.
Bagi banyak orang mental merupakan hal terpenting.
Dimana kesehatan mental sebenarnya mengarah ke prinsip -prinsip praktis
dengan pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis yang baik. Kesehatan
mental memiliki kaitan yang erat dengan bagaimana anda berpikir/memikirkan,
merasakan dan melakukan kehidupan sehari-hari; Kemudian selanjutnya adalah
bagaimana anda melihat dari diri sendiri dan juga orang lain (sudut pandang).
Selanjutnya adalah bagaimana anda bisa mengevaluasi serta mengambil keputusan
dengan tepat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian kesehatan mental ?
2.
Apa
saja objek kajian kesehatan mental ?
3.
Apa
saja tujuan kesehatan mental ?
4.
Bagaimana
teori kesehatan mental ?
5.
Bagaimana
metode kajian kesehatan mental ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian kesehatan mental.
2.
Mengetahui
objek kajaian kesehatan mental.
3.
Mengetahui
serta memahami tujuan kesehatan mental.
4.
Menegtahui
serta memahami teori kesehatan mental.
5.
Mengetahui
dan memahami metode kajian kesehatan mental.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kesehatan Mental
Kesehatan Mental merupakan alih bahasa dari Mental
Hygiene atau Mental Health berasal dari kata Hygiene dan Mental.
Secara etimologi Hygiene dari kata Hygea yaitu, nama Dewi Kesehatan Yunani
kuno yang mempunyai tugas mengurus masalah kesehatan manusia di dunia.
Kemudian muncul kata hygiene untuk
meunjukkan suatu kegiatan yang bertujuan mencapai hygiene, sedangkan mental
berasal dari kata latin Means dan Mentis yang berarti jiwa, nyawa , sukma, ruh
dan semangat.[1]
Untuk
mengetahui secara istilah kesehatan mental, maka terlebih dahulu akan
dipaparkan oleh beberapa tokoh yang mendefinisikan tentang kesehatan mental
seperti : Zakiah darajat, Abdul Aziz El- Quusy dan Mustofa Fahmi. Menurut Abdul Aziz El- Quusy
bahwa kesehatan mental atau jiwa yang sehat adalah keserasian yang sempurna
atau integrasi antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam disertai kemampuan
untuk menghadapi kegoncangan-kegoncangan jiwa yang ringan yang biasa terjadi pada
setiap orang disamping secara positif dapat merasakan behagiaan dan kemampuan.[2]
Menurut Zakiah Darajat bahwa kesehatan mental
adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi
kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri sendiri antara manusia dengan dirinya
sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan
untuk mencapai hidup yang bermakna bahagia dan akhirat.[3]
Sedangkan menurut Mustofa Fahmi mendefinisikan
kesehatan mental menjadi dua segi yaitu pertama segi positif (ijabiy)
kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri
sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya. Kedua segi negatif (salabi)
kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dan segala neurosis (al-amradl
al- ashabiyah) dan psikosis ( al- amradi al- dzibaniyah).[4]
Pengertian kesehatan mental emnurut WHO tampaknya
juga mengalami perkembangan menjadi semakin kompleks. WHO mendefinisikan
kesehatan mental sebagai keadaan (status) sehat untuk secara fisik, mental
(rohani) dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan.[5]
Kesehatan mental (mental hygiene) yang
meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta
prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani (M. Buchori, 1982:13).
Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya
selalu merasa tenang, aman, dan tentram (M. Buchori, 1982:5).
Sehat mental yaitu kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri
sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sebagai perwujudan keharmonisan
fungsi mental dan kesanggupannnya
menghadapi masalah yang bisa terjadi, individu merasa puas dan mampu. Kesehatan
mental merupakan terjuwudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi
kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dirinya dan
lingkungan, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai
hidup yang bermakna dan bahagia didunia dan akhirat.
B.
Ruang
Lingkup Kesehatan Mental
Menurut H. C. Witherington, permasalahan kesehatan
mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang yang terdapat lapangan psikologi, kedokteran,
psikiatri, biologi, sosiologi dan agama (M. Buchori, 1983 : 5). Dalam ilmu
kedokteran dikenal dengan istilah psikosomatik (kejiwabadanan).
Dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa terdapat
hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam kondisi yang
kurang noirmal seperti susah, cemas, gelisah dan sebagainya maka badanpun turut menderita.
Beberapa temuan dibidang kedokteran dijumpai
sejumlah kasus yang membuktikan adanya hubungan tersebut, jiwa (psyche) dan badan (soma). Orang yang merasa
takut, lansung kehilangan nafsu makan, atau buang-buang air. Atau dalam keadaan
kesal dan jengkel, perut seseorang terasa menjadi kembung. Dan istilah “ makan
hati berulam jantung” merupakan cerminan tentang adanya hubungan antara jiwa
dan badan sebagai hubungan timbal balik, jiwa sehat badan segar dan badan sehat
jiwa normal.
Dibidang kedokteran dikenal dengan bebarapa
macam pengobatan antara lain dengan
menggunakan bahan-bahan kimia (tablet, cairan suntik atau obat minum), electro-therapia
(sorot sinar, getaran arus listrik),
chitropractic (pijat) dan lain sebagainya. Selain itu juga dikenal dengan
pengobatan tradisional seperti tusuk jarum (accupunctuur), mandi uap,
hingga kecara pengobatan pedukunan [6]
1.
Objek
Kajian Kesehatan Mental
Ruang lingkup kesehatan mental nyatanya sangat
luas dimana hal ini terbagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya adalah :[7]
a)
Kesehatan Mental Dalam Keluarga
Peran keluarga
dalam pendidikan anak sangat besar hal ini pun berlaku untuk kesehatan
mentalnya. Dimana pasangan suami istri ditantang untuk bisa mengelola keluaga. Amatlah
penting bagi suami istri dalam mengelola keluarga untuk menciptakan keluarga
yang sakinah, mawaddah, warahmah untuk memahami konsep-konsep atau
prinsip-prinsip kesehatan mental hygiene ini, yang berfungsi untuk
mengembangkan mental yang sehat atau mencegah terjadinya mental yang sakit pada
anggota keluarga. Jika keadaan pasangan baik maka akan berfungsi untuk
mengembangkan mental yang sehat dan menularkan keanggota keluarga lainnya.
b)
Kesehatan Mental disekolah
Gagasan ini didasarkan pada asumsi bahwa “perkembangan
kesehatan mental peserta didik dipengaruhi oleh iklim sosio emosional di
sekolah.” Pemahaman pimpinan sekolah dan guru-guru (terutama guru BK atau
konselor) tentang mental hygiene sangatlah penting. Para guru di
SLTP dan SLTA perlu memahami kesehatan mental siswanya yang berada pada masa
transisi, karena tidak sedikit siswanya yang mengalami kesulitan mengembangkan
mentalnya karena terhambat oleh masalah-masalahnya, seperti penyesuaian diri,
konflik dengan orang tua atau teman, masalah pribadi, masalah akademis yang
semua-nya dapat menjadi sumber stres.
c)
Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Akan sulit
memelihara kesehatan mental ditempat yang tertekan. Dimana lingkungan kerja
salah satunya bisa memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia dimana
berada. Lingkungan kerja memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia.
Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah, ajang persaingan
bisnis, dan peningkatan kesejahteraan hidup, tetapi juga menjadi sumber stres
yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang yang
berinteraksi di tempat tersebut. Banyak masalah yang mengakibatkan gangguan
mental di tempat kerja yang diakibatkan oleh stres, apabila masalah-masalah
tersebut menimpa suatu lembaga atau perusahaan, maka akan terjadi stagnasi
produktivitas kerjadi di kalangan pimpinan atau karyawan. Jika hal ini terjadi,
maka tinggal menunggu kebangkrutan lembaga atau perusahaan tersebut.
d)
Kesehatan Mental dalam Kehidupan Politik
Membicarakan
politik tidak akan pernah habisnya. Kesehatan mental sebenarnya menjadi yang
nomor satu diruang lingkup ini, tidak sedikit orang yang masuk kedalam dunia
politik yang mengidap gangguan mental. Maksudnya bukan mereka yang “special
needs”I atau berkebutuhan khusus, tetapi lebih kepada gangguan karakter dan
pemikiran orang lain seperti :pemalsuan ijazah, money politic, KKN,
khianat kepada rakyat dan stres yang menimbulkan perilaku agresif karena gagal
menjadi calon legislatif, dan lain-lain.
e)
Kesehatan
Mental di Bidang Hukum
Hukum adalah salah satu lembaran yang
dianggap paling adil dan tidak mengenal
hati. Jika seorang hakim perlu memiliki pengetahuan mengenai kesehatan
mental maka jawabannya sangat benar. Seorang hakim perlu memiliki pengetahuan
tentang mental hygiene, agar dapat mendeteksi tingkat kesehatan mental
terdakwa atau para saksi saat proses pengadilan berlangsung, dimana sangat
berpe-ngaruh terhadap pengambilan keputusan hukum.
f)
Kesehatan
Mental dalam Kehidupan Beragama
Pendekatan
agama dalam penyembuhan gangguan psikologis merupakan bentuk yang paling tua.
Telah beberapa abad lamanya, para nabi atau para penyebar agama melakukan therapeutik.
Semakin kompleks kehidupan, semakin penting penerapan mental hygiene yang
bersumber dari agama dalam rangka mengembangkan atau mengatasi kesehatan mental
manusia.
Di
sisi lain Dede Rahmat Hidayat dan Hardi mengemukakan tentang ruang lingkup
kesehatan mental diantaranya adalah sebagai berikut :[8]
1)
Masalah
Kebutuhan Manusia (Human Need)
Kebutuhan
manusia memiliki corak yang sangat kompleks. Manusia tidak hanya mempunyai kebutuhan biologis, seperti makan,
minum, dorongan seks, dan gerak badan. Manusia juga mempunyai bermacam-macam
kebutuhan lain seperti cinta, dan kasih sayang.
2)
Usaha
Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan (perilaku)
Kebutuhan
untuk mengerakkan mansia untuk berusaha atau berikhtiar dalam rangka memenuhi
atau memuaskan kebutuhan itu. Usaha manusia sehari-sehari nampak pada kita
sebagai perilaku (behavior) yang merupakan keseluruhan tingkah laku.
Begitu kebutuhan terpe-nuhi terjadilah suatu keseimbangan yang dihayati oleh
orang yang bersangkutan sebagai rasa sejahtera. Rasa sejahtera itu berlangsung
terus sampai timbul kebutuhan baru yang dirasakan semacam ketegangan. Kemudian
mencetuskan kembali tingkah laku yang tujuannya untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan yakni objek kebutuhan. Misalnya makanan yang merupakan objek yang
dibutuhkan, dibutuhkan oleh yang lapar, kasih sayang orang tuanya sebagai objek
yang dibutuhkan anak yang cinta kasih orang tuannya. Gambaran yang sederhana
ini tentu menyangkut kebutuhan vital yang sederhana. Keadaan motivasi manusia
yang begitu rumit tentunya membawa corak perilaku yang cukup rumit juga. Hal
ini berkaitan dengan masalah corak perilaku yang sangat kompleks.
3)
Peranan
dan Fungsi Kepribadian
Salah satu tugas dan fungsi kepribadian ialah
mengusahakan supaya berbagai kebutuhan manusia terpenuhi. Usaha itu biasanya
dihadapkan pada berbagai macam kesulitan dan hambatan. Usaha atau perilaku
yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan disebut penyesuain diri (adjusment).
Jadi penyesuian diri menyangkut satu bidang yang kuat sekali, yaitu
penyelenggaraan hubungan-hubungan yang lancar, terutama dengan dunia luar,
masalah ini perlu dipahami dengan baik, karena gangguan dalam fungsi
kepribadian akan memperlihatkan diri dalam gangguan penyesuain diri.
2.
Tujuan Kesehatan Mental
Siti
Sundari menjelaskan bahwa tujuan kesehatan mental meliputi :
a)
Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan yang sehat.
b)
Mengusahakan pencegahan terhadap timbulnya sebab-sebab gang-guan metal dan
penyakit mental.
c)
Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam ganguan mental dan
penyakit mental.
d)
Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap ganguan dan penyakit mental.[9]
Tujuan
ini akan tercapai, bila cara-cara menangani dilakukan kerja sama antara ahli
yang berwenang serta kesadaran dan kesediaan masyarakat umumnya. Usaha mencapai
tujuan dilakukan secara terencana, tergantung keadaan individu-individu yang
ditangani.[10] Dari uraian mengenai tujuan kesehatan mental di atas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan kesehatan mental yaitu membangun jiwa untuk le-bih mendekatkan
diri kepada Allah SWT, mewujudkan diri menjadi Insan kamil, menuntun
diri agar terhindar dari gangguan jiwa dan penyakit kejiwaan, oleh karena itu
agar terhindar dari hal yang akan merusak diri, maka dekatkanlah diri kepada
Allah SWT.
Agar
tercapainya tujuan kesehatan mental sebagaimana yang telah diuraikan di atas
ada beberapa usaha yang mesti dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
a)
Usaha prefentif atau usaha mengadakan pencegahan adalah mengu-rangi bahkan
meniadakan sebab-sebab gangguan dan penyakit mental.
b)
Usaha korektif adalah usaha perbaikan, pengambalian keseimbangan terhadap
gangguan mental maupun penyakit mental melalui terapi.
c)
Usaha preserfatif adalah suatu usaha pemeliharaan, penjagaan agar tetap baik
keadaan yang sudah seimbang atau keadaan sehat.
Usaha
tersebut dapat dilakukan secara serentak maupun sendiri- sendiri. Setelah
tujuan dan langkah-langkah dipahami dan dilaksanakan dapat dipetik manfaatnya
dalam hidup-hidup sehari.
Ilmu
pengetahuan kesehatan mental dapat mewujudkan pemeliha-raan bersama, saling
mengerti (understanding) baik terhadap keseimbangan mental masing-masing
dan mencapai kehidupan yang tenteram bersama[11].
Berdasarkan
penjelasan di atas terkait dengan usaha-usaha atau langkah-langkah mengobati
yang dapat dicapai untuk mewujudkan tujuan kesehatan mental adalah dengan cara
melakukan pencegahan agar terhindar dari gangguan-gangguan kejiwaan dan
penyakit jiwa, serta mencegah berkembangnya penyakit tersebut dengan cara
mengobatinya baik secara medis maupun terapis.
Mempelajari
kesehatan mental pada berbagai bidang ilmu itu pada prinsipnya bertujuan
sebagai berikut :
a)
Memahami makna kesehatan mental dn faktor-faktor penyebabnya.
b)
Memahami
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
c)
Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan
kesehatan mental masyarakat.
d)
Memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan sebagai sumber
daya dalam upaya penanganan kesehatan
mental masyarakat.
e)
Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya
gangguan mental masyarakat.[12]
f)
Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan mental yang sehat.
g)
Mengusahakan pencegahan terhadap timbulnya sebab-sebab gangguan
mental dan penyakit mental.
h)
Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam gangguan
mental dan penyakit mental.
i)
Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap gangguan dan
penyakit mental.[13]
3.
Paradigma Dalam Kesehatan Mental
Prinsip-prinsip
dalam memahami Kesehatan Mental telah diungkap Schneiders sejak tahun 1964,
yang mencakup tiga hal :
1.
Kesehatan dan
penyesuaian mental tidak terlepas dari kesehatan fisik dan integritas
organisme.
2.
Dalam
memelihara kesehatan mental, tidak terlepas dari sifat manusia sebagai pribadi
yang bermoral, intelek, religius, emosional, dan sosial.
3.
Kesehatan dan
penyesuaian mental memerlukan integrasi danpengendalian diri, meliputi: pengendalian
pemikiran, imajinasi,hasrat, emosi dan perilaku.
4.
Memperluas
pengetahuan diri merupakan keharusan dalam pencapaian dan memelihara kesehatan
mental.
5.
Kesehatan mental memerlukan konsep diri yang
sehat, meliputi: penerimaan dan usaha yang realistik terhadap status dan harga
diri.
6.
Pemahaman dan
penerimaan diri harus ditingkatkan dalam usaha meningkatkan diri dan realisasi
diri untuk mencapai kesehatan mental.
7.
Stabilitas mental memerlukan pengembangan yang
terusmenerusdalam diri individu, terkait dengan: kebijaksanaan, keteguhan hati,
hukum, ketabahan, moral, dan kerendahan hati.
8.
Pencapaian
dalam pemeliharaan kesehatan mental terkait dengan penanaman kebiasaan baik.
9.
Stabilitas
mental menuntut kemampuan adaptasi, kapasitas mengubah situasi dan kepribadian.
10.
Stabilitas
mental memerlukan kematangan pemikiran, keputusan, emosionalitas, dan perilaku.
11. Kesehatan mental memerlukan belajar mengatasi secara efektif dan
secara sehat terhadap konflik mental, kegagalan, serta ketegangan yang timbul.[14]
Adapun
paradigma yang digunakan dalam mempelajari Kesehatan Mental yang diyakini
sebagai tinjauan multifaktorial, antara lain:
PENDEKATAN
BIOLOGIS. Dengan mempelajari fungsi otak,
kelenjar endokrin, dan fungsi sensoris, pendekatan tersebut meyakini bahwa
kesehatan mental individu sangat dipengaruhi oleh faktor genetik
dan
kondisi saat ibu hamil, serta faktor eksternal terkait: gizi, radiasi, usia,
komplikasi penyakit.
PENDEKATAN
PSIKOLOGIS. Pendekatan
tersebut meyakini bahwa faktor psikologis berpengaruh besar pada kondisi mental
seseorang, dimana dalam pendekatan psikologis memiliki 3 pandangan yang besar
yang membahas mengenai hal tersebut, yaitu:
1.
PSIKOANALISA
Pendekatan
yang meyakini bahwa interaksi individu pada awal kehidupannya serta konflik
intrapsikis yang terjadi akan mempengaruhi perkembangan kesehatan mental
seseorang. Faktor Epigenetik mempelajari kematangan psikologis seseorang yang
berkembang seiring pertumbuhan fisik dalam tahap-tahap perkembangan individu,
juga merupakan faktor penentu kesehatan mental individu.
2.
BEHAVIORISTIK
Pendekatan
yang meyakini Proses pembelajaran dan Proses belajar sosial akan mempengaruhi
kepribadian seseorang. Kesalahan individu dalam proses pembelajaran dan belajar
sosial akan mengakibatkan gangguan mental.
3.
HUMANISTIK
Perilaku
individu dipengaruhi oleh hirarkhi kebutuhan yang dimiliki. Selain itu,
individu diyakini memiliki kemampuan memahami potensi dirinya dan berkembang
untuk mencapai aktualisasi diri.
PENDEKATAN
SOSIO-KULTURAL. Memiliki
beberapa pendekatan, yaitu: STRATIFIKASI SOSIAL yang membahas faktor
sosial-ekonomi dan seleksi sosial; INTERAKSI SOSIAL yang membahas fungsi dalam
suatu hubungan interpersonal (Teori Psikodinamik, Teori rendahnya
interaksi sosial : isolasi, kesepian); TEORI KELUARGA yang mempelajari pengaruh
pola asuh, interaksi antar anggota keluarga, dan fungsi keluarga
terhadap kesehatan mental individu: PERUBAHAN SOSIAL, yang mengkaitkan
perubahan jangka panjang, migrasi dan industrialisasi, serta kondisi krisis
dengan kondisi mental individu.[15]
4.
Teori Kesehatan Mental
·
Teori Kesehatan Mental Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikonalisa Menurutnya pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan
sember perilaku yang tidaknormal/menyimpang. Dalam psikologi Freudian,
ketiga tingkat kehidupan mentalini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi.
Tentu saja, keberadaan lokasidari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis
dan tidak nyata ada di dalam tubuh.Sekalipun demikian, ketika membahas alam
tidak sadar, Freud melihatnya sebagaisuatu alam tidak sadar sekaligus proses
terjadi tanpa disadari.
a) Sadar dan ketidaksadaran
Kesadaran dapat diibaratkan sebagai permukaan gunung es
yang nampak. Kesadarn itu merupak bagian kecil dari kepribadian.Ketidak
sadaran merupakan bagian kecil dari gunung es
dibawah permukaan air mengandung insting-insting yang mendorong
perilakumanusia. Dalam preconcius(prasadar) stimulus-stimulus
belumdirepres,sehingga dengan mudah dimunculkan kembali dalam kesadaran.
Selanjutnya Freud mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari
Id,Ego,Superego
·
Id : Satu-satunya komponen yang hadir
sejak lahir. Instinkdorongan atau keinginan yang hadir sejak lahir
(kebutuhanmakan,minum dan seks) bersifat subjektif.
·
Ego : Penjembatan antara id dan superego,
atau pemuas id dengancara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai.
Memperoleh energidari id, mengetahui dunia subjektif dan objektif
·
Superego : Norma-norma,pedoman untuk
membuat penilaian. Katahati (menghukum tingkah laku yang salah) dan ego ideal
(yangmengajarkan tingkah laku yang baik).
b)
Insting dan Kecemasan
Insting merupakan
kumpulan hasrat atau keinginan (wishes). Tujuan dariinsting-insting adalah
mereduksi ketegangan (tension reducttion) yang dialamisebagai suatu kesenangan.
Insting terdiri dari insting hidup (life instinct) dan insting untuk
mati (death instinct).Kecemasan mempunyai peranan sentral dalam teori
psikonalisis,kecemasan digunakan oleh ego sebgai isyarat
adanya bahaya yang mengancam.Ada tiga macam kecemasan yaitu :
·
Kecemasan objektif. Merupakan kecemasan
yang timbul dari ketakutuan terhadap bahaya yang nyata.
·
Kecemasan neorotikKecemasan atau rasa
takut akan mendapatkan hukuman atas keinginan yan implus
·
Kecemasan moralKecemasan yang berkaitan
dengan moral. Misalnya, seseorang merasa
cemas karena melanggar moral-moral.
c)
Mekanisme Pertahanan. Bertujuan untuk
menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidakdapat dibenarkan oleh super
ego dan ego. Mekanisme ini berfungsi untukmelindungi superego dan ego dari
ancaman dorongan primitif yang mendesak
terus karena tidak diijinkan muncul oleh superego. Sembilan mekanisme
pertahanan yang dikemukakan oleh Freud adalah Represi, Proyeksi,
pembentukan Reaksi (reaction formation),
Penempatan Yang Keliru(Displacement), Fiksasi, Regresi, Rasionalisasi,
Sublimasi, dan Identifikasi.
·
Teori Kesehatan Mental Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi R
(stimulus dan respon).Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek
psikologi dan bersihkeras bahwa psikologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan
manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme
sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)Teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yangmerupakan kondisi
lansung belajar dalam menjelaskan
perilaku dan semua bentuk tingkah laku manusia Pavlov, Skinner dan Watson dalam berbagaieksperimen
mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkunganterhadap tingkah laku.
Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki , menurut mereka, diperoleh
melalui belajar dari lingkungan.Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1.
Menekankan pada respon-respon yang
dikondisikan sebagai elemendari perilaku.
2.
Menekankan pada perilaku yang dipelajari
dari pada perilaku yangtidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan
pada perilakuyang bersifat bawaan.
3.
Memfokuskan pada perilaku binatang.
Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku
binatang.
·
Teori Kesehatan Mental Aliran Humanistik
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah
gerakan besar psikologi dalamtahun 1950-an. Aliran humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikologterkenal seperti Gordon Allport, Abraham
Maslow dan Carl Rogers Menurutaliran humanistik kepribadian yang sehat, individu
dituntut untukmengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri.
Bukan sajamengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu
danmemberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan
benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.Ciri dari
kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau
individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalamanmasa lalu. Aktualisasi
diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadisetiap individu, karena
setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untukmenimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistikmenegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untukmenyatakan diri dan mengatualisasikan
diri. Menurut Abraham Maslow Orang yang sehat secara Psikologis adalah orang
yang terpenuhi akan kebutuhan-kebutuhan ini :
1.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (The
Physiological needs)
2.
Kebutuhan- kebutuhan rasa aman (the safety
needs/the security needs)
3.
Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
4.
Kebutuhan akan penghargaan (the self-
esteem needs)
5.
Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-
actualization needs)[16]
6.
Menangis Sebagai Metode Dalam Kesehatan Mental
a.
Pengertian Menangis
Ar- Raghib
berkata tentang makna menangis artinya adalah mengalirnya air mata karena sedih
dan menangis dengan suara keras atau suara (mengerang) tanpa tangis. [17]
b.
Macam/ Jenis-Jenis Menangis
Tangisan itu
bermacam-macam ada yang dinamakan tangis kebahagian dari kesenangan. Seperti
mendapatkan hadiah, bertemu dengan orang
yang disayangi naik gaji dan sebagainya.
Ada juga tangisan kesedihan atas hilangnya orang yang disayangi atau kerabat
atau bencana yang melanda kaum muslimin
ataupun bencana yang melanda seseorang. Ibnu
Qayyim Rahimahullah berkata tangis terbagi menjadi bermacam-macam ,
antara lain :
1.
Tangis karena kasih sayang, seseorang bisa menangis karena ia merasakan sayang pada orang lain.
2.
Tangis karena takut, seseorang yang merasa takut bisa menitikkan
air mata, misal karena takut kehilangan seseorang maupun ketakutan akan suatu
hal, misal takut pada orang, hewan atau hal lainnya.
3.
Tangis karena cinta dan rindu, seseorang yang memendam rindu dan
cinta pada seseorangjuga bisa menangis
karenanya
4.
Tangis karena senang dan gembira, bukan hanya hal sedih membuat
seorang nangis, akan tetapi hal yang menggembirakan juga bisa membuat seseorang
menitikkan air mata. Misalnya seseorang yang mendapatkan hadiah yang diimpikan,
bertemu dengan seseorang ataupun melihat orang yang kita sayangi bahagia
melahirkan dan sebagainya.
5.
Tangis karena akget mendapat musibah dan tidak kuat menanggungnya,
seseorang yang sedang mendapatkan musibah bisa menangis, antara lain
kebanjiran, kelongsoran, kehilangan dan sebagainya.
6.
Tangis karena sedih. Kesedihan disebabkan karena banyak hal . bisa
karena patah hati, gagal dalam pekerjaan, mendapatkan musibah dan lain-lain.
7.
Tangis karena lemah, menangis karena lemah disebabkan karena
seseorang tidak bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang ia hadapi.
8.
Tangis karena munafik, yaitu matanya mennagis tapi hatinya keras
9.
Tangis karena berpura-pura dan diupah, seperti tangis karena wanita
yang meratap dengan imbalan upah.
10. Tangis karena
ikut-ikutan, yaitu seseorang ketika melihat orang-orang di sekelilingnya
menangis maka dia menangis bersama orang disekelilingnya, padahal dia tidak tahu
untuk apa mereka menangis, tapi dia melihat mereka menangis, maka ia menangis.
c.
Menangis Sebagai metode Kesehatan Mental
Dengan memangis
dapat mengurangi ketegangan syaraf seseorang dan seseorang akan merasa lebih
baik setelah menangis. Ketegangan syaraf seseorang antara lain dapat disebabkan
karena adanya berbagai masalah yang dihadapi seperti permasalahan dalam
keluarga, keuangan, cinta dan masih banyak masalah lainnya yang dapat membuat
seseorang stress.
Dalam hidup
sudah pasti seseorang mengalami kebahagiaan dan kesedihan. Kesedihan itu
sendiri banyak penyebabnya antara lain karena kecewa, gagal atau kehilangan
sesuatu yang sangat berharga. Kesedihan yang teramat sangat karena tidak bisa
menerima kenyataan akan mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang yang biasanya
disebut dengan depresi. Jika hal ini terjadi maka mengakibatkan seseorang akan
menajdi kurang bergairah.
Apabila
permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi hanya dibiarkan maka lama-lama
akan menumpuk dan pada saatnya hal itu bisa mengganggu kesehatan mental
seseorang. Dengan menangis seseorang akan merasa lebih legah meskipun belum
berbagi dengan orang lain karena emosi yang ada harus segera disalurkan dan
dengan menangis bisa dijadikan sebagai metode untuk mendapatkan dan
mempertahankan kesehatan mental seseorang. Karena dengan menangis prasaan
seseorang akan menjadi legah dan juga mendapatkan hal-hal positif.
Dengan menangis
dan mendekatkan diri kepada Tuhan , merenungi setiap permasalahan yang ada,
emmahami dan menerima setiap kejadian dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dengan keikhlasan hati akan mendekatkan kita pada Tuhan dan akan tetap
menjaga mental seseorang tetap sehat. Akan tetapi metode menangis tidak dapat diterapkan pada semua orang dan
pada semua kondisi dan permasalahan yang dihadapi. Menangis efektif dilakukan
apabila seseorang yang akan melakukan terapi bersedia untuk terbuka akan
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Dan bersedia untuk mengeluarkan
semua yang menjadi beban pikirannya.
Dalam hal ini
ada dua hal yang menjadikan menangis kurang efektif untuk dilakukan, yaitu :
1)
Permasalahan yang dihadapi tidak menyangkut perasaan. Untuk contoh
adalah masalah pekerjaan yang lebih ke fisik, akrena apabila permasalahan
tersebut tidak sensitif terhadap perasaan subjek akan sedikit sulit untuk
disentuh perasaannya.
2)
Orang yang bukan perasa. Orang yang tidak mudah bersentuh akan
sulit menggunakan metode menangis. Karena biasanya orang yang seperti ini akan
sulit untuk menangis meskipun mereka mempunyai permasalahan yang berat
sekalipun. Terapi menangis biasanya lebih sulit dilakukan pada seorang
laki-laki, akrena biasanya laki-laki sulit untuk tersentuh hatinya, dan
biasanya seorang pria diajari untuk tidak menangis, seorang pria sejak kecil
diberi pemahaman tidak boleh menangis dan bahwa dengan tidak menangis ia
akan menjadi pribadi yang kuat. Selain
itu, dalam pergaulan sehari-hari juga masih banyak yang beranggapan bahwa apabila seorang pria menangis maka dia dianggap cengeng dan tidak
gentle.
Akan tetapi menangis merupakan metode yang efektif dilakukan pada
siapaun termasuk laki-laki sekalipun apabila subjek mau terbuka dan mau untuk
disentuh segi sensitif perasaannya dan dengan suka rela berbagi akan apa yang
sedang ia rasakan.
Dalam proses terapi ada dua cara yang bisa dilakukan secara individu dan yang kedua
dilakukan dengan cara berkelompok/ bersama-sama.
1.
Cara individu
Apabila proses
terapi dilakukan secara individu, konselor meminta subjek dapat memilih posisi
yang mereka inginkan selama subjek merasa nyaman dan rileks, bisa dengan cara
duduk, berdiri, rebahan ataupun tiduran. Pada proses ini hal-hal yang harus
dilakukan subjek antara lain :
a)
Membayangkan permasalahan yang dihadapi, subjek diajak untuk
bercerita menumpahkan segala permasalahan yang sedang dihadapi, membayangkan
hal-hal yang membebani pikirannya, yang mengganggu prasaannya.
b)
Menjadikan sebagai momen untuk curhat, subjek dipersilahkan untuk
menceritakan masalah-masalah yang sedang dihadapi tanpa harus dicela dan
berikan kesan pada subjek bahwa ada orang yang sedang benar-benar
mendengarkannya dengan sepenuh hati.
c)
Memberikan kesadaran,
janagan menyela saat subjek sedang bercerita, dan apabila sudah
didapatkan waktu yang tepat maka berikan kesadaran terhadap diri subjek.
d)
Konsentrasi, selama proses terapi subjek harus konsentrasi terhadap
permasalahannya dan lupakan terlebih dahulu hal lainnya.
e)
Membebaskan subjek untuk mengekspresikan emosinya
Biarkan subjek
menumpahkan segala yang ada dihati, melakukan apapun untuk mengeluarkan beban
yang ada dihatinya selama tindakan tersebut amsih terkontrol dan tidak
membahayakan diri sendiri dan orang lain. Apabila subjek ragu-ragu untuk
mengekspresikan perasaannya maka harus diyakinkan, biarkan subjek berteriak,
menyobek kertas atau hal lainnya yang tidak membahayakan.
f)
Memberikan alat bantu, untuk menambah suasana bias diberikan alat
bantu seperti musik yang melankolis atau
musik yang sesuai dengan permasalahan subjek dengan catatan bahwa subjek
mmenyetujui hal tersebut.
g)
Melakukan dengan tenang, dengan ketenangan seseorang akan mudah
untuk mengekspresikan emosinya dan emosi yang dapat dikontrol juga. Sehingga
proses terapi dapat berjalan dengan baik.
2.
Cara berkelompok
Proses terapi
yang dilakukan secara berkelompok bisa karena masalah pribadi atau juga masalah
yang terjadi dalam kelompok seperti permasalahan organisasi, permasalah satu
kelas atau juga permasalahan antara saru karyawan dengan karyawan lainnya.
Apabila masalah pribadi bisa dilakukan secara berkelompok akan tetapi apabila
subjek adalah seorang yang pendiam, kurang terbuka dan pemalu maka cara
berkelompok kurang efektif unuk subjek tersebut. Apabila permasalahan pribadi
bisa dilakukan secara berkelompok bisa dilakukan dengan cara bercerita satu
demi satu dan yang lain mendengarkan dan setelahnya konselor juga aktif
berbicara memberikan pemahaman dan pengertian dan gantian subjek yang lain
mendengarkan untuk mendukung suasana bisa juga sambil memutar musik.
Dalam proses
terapi yang dilakukan secara berkelompok cara yang paling tepat dilakukan
adalah duduk melingkar, masing-masing subjek diberi kesempatan untuk berbicara
dengan kesepakatan bahwa disaat salah satu subjek mengutarakan unek-uneknya
yang lain tidak boleh mencela.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ruang lingkup kesehatan mental nyatanya sangat
luas dimana hal ini terbagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya adalah : 1)
kesehatan Mental dalam Keluarga; 2) Kesehatan Mental disekolah; 3) Kesehatan
Mental di Tempat Kerja; 4) Kesehatan Mental dalam Kehidupan Politik; 5)
Kesehatan Mental dibidang Hukum; 6) Kesehatan Mental dalam Kehidupan Beragama.
Di sisi lain Dede Rahmat Hidayat dan Hardi mengemukakan
tentang ruang lingkup kesehatan mental diantaranya adalah sebagai berikut :
1)
Masalah
Kebutuhan Manusia (Human Need)
2)
Usaha
Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan (perilaku)
3)
Peranan
dan Fungsi Kepribadian.
Teori
kesehatan mental dibagi menjadi tiga yaitu : Teori kesehatan mental
psikoanalisa, teori kesehatan mental behavioristik dan teori kesehatan mental
humanistik.
B.
Saran
Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber- sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian,
kritik maupun saran dari pembaca sangat penting bagi kami.
DAFTAR PUSTAKA
Dede Rahmat Hidayat dan Hardi, Bimbingan Konseling Kesehatan
Mental di Sekolah, ( PT : Remaja Rosdakarya, 2013 )
Hartono, Psikologi Konseling, ( Surabaya: Kencana Prenada
Media Gruop, 2012)
Syamsu Yusuf, Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi
dan Agama, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004)
Siswanto, Kesehatan Mental Konsep, cakupan dan Perkembangan,
(Yogyakarta : CV.ANDI OFFSET, 2007)
Susilawati, Kesehatan Mental
menurut Zakiah Darajat, Vol. 3, Thn. 2017
Tri Agus Subekti, Menangis
Sebagai Metode Kesehatan Mental, Vol. 8, Thn . 2014
[1]
Syamsu Yusuf, Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi dan Agama (Bandung
: Pustaka Bani Quraisy,2004), hlm. 7
[2] Abdul Aziz El-
Quusy, Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa/Mental (Jakarta :Bulan Bintang,
1997).hlm. 38
[3] Yahya Jaya, Peranan Taubat dan manfaat
dalam Kesehatan Mental (Jakarta : Yayasan Pendidikan Islam Ruhana,1992)
hlm. 15
[4] Mustofa fahmi,
alih bahasa Zakiah darajat, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, sekolah dan
Masyarakat(Jakarta : Bulan Bintang, 1997) hlm 20-22
[5]Siswanto, Kesehatan Mental Konsep, cakupan dan Perkembangan,
(Yogyakarta : CV.ANDI OFFSET, 2007) hlm. 15
[6] K. H. S.S
Djam’an, Islam dan Psikosomatik (Jakarta : Bulan Bintang, 1975) hlm 11
[8]
Dede
Rahmat Hidayat dan Hardi, Bimbingan Konseling Kesehatan Mental di Sekolah,
( PT : Remaja Rosdakarya, 2013 ). h. 35
[9] Sitti Sundari HS, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan,
( Jakarta :PT Rineka Cipta, 2005), h. 2.
[10] Ibid, hlm 3
[11] Ibid,
hlm. 4
[12] Moeljono
Notosoedirdjo Latipun, Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan, (Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 1999) hlm. 16
[13] Siti Sundari, Kesehatan
Mental Dalam Kehidupan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005) hlm. 2
[14] Kartika Sari
dewi, Buku Ajar Kesehatan Mental (Semarang : CV Lestari Mediakreatif,2012)hlm.
14-15
[15] Ibid,
hlm. 16
[16]
Semiun.
Yustinus. Kesehatan Mental (Yogyakarta : Kanisius, 2006).hlm. 7-12
[17]
Abu Jihad
Sultan Al-Uman, Aku Menangis Bersama, hlm. 23
0 Response to " "
Post a Comment