BAB I
LANDASAN
TEORITIS
A.
DEFENISI
Mielopati adalah istilah yang
berarti bahwa ada sesuatu yang salah dengan saraf tulang belakang. Mielopati
mempengaruhi seluruh saraf tulang belakang, dan sangat berbeda dari tempat terpencil
tekanan pada akar saraf. (Medtronic,
2007)
Myelopathy adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk kepada kondisi yang membuat masalah di saraf tulang
belakang. (Anne Asher,
2006)
Mielopati adalah kompresi pada
tulang belakang di leher. (familyDoctor.org, 2009)
B.
ANATOMI FISIOLOGI
Rangkaian tulang belakang
adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut
vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang belakang pada
tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 – 67 cm seluruhnya terdapat
33 ruas tulang, 24 buah diataranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas
sisanya bergabung membentuk 2 tulang.
Vertebra servikal atau ruas
tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk. 12 vertebra thorakhalis atau ruas
tulang pinggang membentuk daerah bagian belakang toraks atau dada. 5 vertebra
coccygies atau ruas tulang belakang membentuk sarkum coccygies atau tulang
tungking. Pada tulang leher.
Punggung dan pinggang ruas-ruasnya tetap tinggal jelas terpisah selama hidup
dan disebut raus yang dapat bergerak tuas raus pada dua daerah bawah. Sarkum
dan coccygies. Pada masa dewasa bersatu membentuk dua tulang ini disebtu ruas-ruas
tak bergerak.
Dengan
perkecualian dan ruas pertama dari tulang leher maka sama ruas daoat bergerak
memiliki ciri khas yang sama setiap vertebrata terdiri atas dua bagian yang
anterior disebut daban vertebrata, dan yang posterior disebut askus neuralis
yang melingkari kanalis naueralis (foramen vertebrata atau saluran sum-sum
tulang belakang) yang dilalui sum-sum tulang belakang.
A.
ETIOLOGI
Mielopati dapat disebabkan
oleh cedera tulang belakang sehingga mengurangi sensasi baik atau kelumpuhan. Kerusakan
saraf tulang belakang yang berasal dari berbagai daerah sehingga pasokan darah
ke servical bagian saraf tulang belakang dapat dipengaruhi oleh atherosclerosis
serta fractur di leher. Tumor dibagian luar saraf tulang belakang dan tumor
dalam saraf tulang belakang dapat mielopati. Penyakit yang dapat merusak bagian
dari saraf tulang belakang, seperti beberapa sclerosis akut.
B.
PATOFISIOLOGI
Kerusakan saraf tulang
belakang oleh kehilangan aliran darah ke saraf tulang belakang, yang dikenal
sebagai ischemic cedera dan cedera tulang belakang menyebabkan buruknya
mobilitas kaki, pinggang akan terasa kaku, tidak bisa berjalan, akan kehilangan
kontrol kandung kencing dan fungsi usus, dan tidak akan memiliki fungsi seksual.
Ini adalah istilah lengkap
karena tidak bekerja di bawah cedera. Signifikan kerusakan pada tulang belakang
dapat menyebabkan kelumpuhan.
Terdapat tiga faktor penting pathophysiologic
dalam pengembangan mielopati :
· Mekanis statis
Menyebabkan penurunan diameter
kanal tulang belakang dan saraf tulang belakang kompresi. Proses ini
menempatkan lebih menekankan pada articular tulang rawan dari tulang belakang.
· Mekanis dinamis
Berkaitan dengan gerakan yang
cervical spine memperburuk kerusakan saraf tulang belakang langsung menyebabkan
pengurangan ruang untuk saraf tulang belakang.
· Ischemia saraf tulang belakang
Memainkan peran dalam
perkembangan mielopati, terutama pada grade 5 (Tidak mampu berjalan, kelemahan,
aktifitas di tempat tidur). Perubahan pada saraf tulang belakang konsisten
dengan ischemia telah diamati pada pasien dengan mielopati.
A.
TANDA DAN GEJALA
Tanda umum : Kesulitan berjalan berat di kaki, sakit kepala, rasa
sakit di lengan, leher kaku, kelemahan pada lengan dan kaki, kesulitan menggunakan
tangan atau berjalan terus-menerus, dan punggung sakit dan kaki
Gejala umum : Tangan
lemah, kaki lemah atau kaku , leher kaku , rasa sakit di bahu atau lengan.
B.
KARAKTERISTIK
Karakteristik perubahan yang
terjadi di masing-masing kelas adalah sebagai berikut:
Ø Grade
0 : Tanda-tanda dan gejala tetapi tanpa bukti keterlibatan dari penyakit
saraf
tulang belakang.
Ø Grade
1 : Tanda-tanda penyakit saraf tulang belakang, namun tidak
ada kesulitan
dalam berjalan.
Ø Grade
2 : Sedikit kesulitan berjalan tetapi dapat bekerja.
Ø Grade
3 : Kesulitan berjalan dan tidak dapat bekerja full time.
Ø Grade
4 : Kemampuan untuk berjalan hanya dengan bantuan bingkai walker.
Ø Grade
5 : Tidak mampu berjalan, kelemahan, aktifitas di tempat tidur.
G.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hitung darah lengkap, kimia
panel, tes fungsi hati, Lumbosacral
tulang belakang radiographs (antero-posterior, lateral, dan cenderung dilihat), Radiographs, Magnetis Resonansi Imaging (MRI), Computed Tomographic Scan dari
lumbosacral tulang belakang, Difusi-weighted (DWI), Somatosensory evoked potentials (SSEPs).
H.
PENATALAKSANAAN
Operasi biasanya sebagai
pilihan bagi orang yang telah myelopathy dengan bukti kelemahan otot yang
sedang disebabkan oleh saraf atau akar saraf tulang belakang kompresi. Hal ini
disebabkan karena kelemahan otot merupakan tanda pasti bahwa urat saraf tulang
belakang dan sedang cedera (lebih serius daripada ketika sakit adalah
satu-satunya gejala) relieving dan tekanan pada urat lebih prioritas yang
mendesak.
Seperti : Cervical Immobilizationb
(leher atau leher brace/tarik), daya tarik dan tengkorak terapi fisik. Tujuan utama operasi ini adalah untuk
mengurangi tekanan udara di saraf tulang belakang, sehingga memberikan ruang
lebih elemen dgn saraf.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan
aktivitas karena kelemahan, merasa mudah lelah , susah untuk beristirahat
Tanda : Gangguan tonus otot dan tingkat kesadaran
Sirkulasi
Gejala : Berdebar- debar, pusing saat melakukan
perubahan posisi.
Tanda : Hipotensi, takikardi, ekstremitas dingin
dan pucat.
Integritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya, perasaan putus
asa
Tanda : Kesulitan untuk mengekspresikan diri
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih, seperti
inkontinensia urine, anuria, distensi abdomen (distensi kandung kemih
berlebihan), bising usus negatif (ileus paralitik)
Makanan/ cairan
Gejala : Nafsu makan kurang, kehilangan sensasi
(rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorok.
Tanda : Kesulitan menelan
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pusing, kelemahan/
kesemutan/ kebas,penglihatan menurun , hilangnya rangsang sensorik
kontralateral pada ekstremitas.
Tanda : Kehilangan kemampuan untuk mengenali/
menghayati masuknya rangsang visual, kehilangan menggunakan kemampuan motorik.
Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang
berbeda-beda
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah,
ketergantungan pada otot.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Kerusakan
mobilisasi fisik b/d penurunan kekuatan, kelelahan, merasa tidak nyaman,
kurang nutrisi, gangguan tidur/ depresi
- Kurang perawatan
diri b/d kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan dan ketahanan,
kehilangan kontrol, ketidaknyamanan, depresi
- Gangguan
harga diri b/d perubahan fungsi tubuh, gangguan dalam penerimaan tubuh
sendiri, ketergantungan
- Ketidakberdayaan
b/d perjalanan penyakit, gaya hidup yang tanpa harapan
- Kurang pengetahuan
b/d kurang informasi, tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan
pengetahuan, hilangnya kemampuan untuk mengingat kembali.
C.
INTERVENSI DAN RASIONAL
Dx 1
Tujuan : Mempertahankan/ meningkatkan kekuatan dan
fungsi bagian tubuh yang terkena.
Intervensi :
o
Kaji kemampuan
secara fungsional/luasnya kerusakan awal dan dengan cara yang teratur.
o
Ubah
posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring) dan sebagainya.
o
Mulailah
melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas saat
masuk.
o
Bantulah
dengan stimulus elektrik, seperti TENS sesuai indikasi
o
Berikan
obat relaksan otot, antispasmodik sesuai indikasi, seperti baklofen, dantrolen.
Rasional :
o
Mengidentifikasi
kkekuatan/ kelemahan dan dapat memberikan informasi tentang pemulihan.
o
Menurunkan
terjadinya trauma. Daerah yang terkena mengalami perburukan sirkulasi.
o
Meminimalkan
atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. Menurunkan
resiko terjadinya osteoporosis
o
Dapat
membantu memulihkan kekuatan otot dan meningkatkan kontrol otot
o
Mungkin
diberikan untuk menghilangkan ekstremitas yang terganggu
Dx 2
Tujuan : Mampu melakukan aktivitas perawatan diri
dalam tingkat kemampuan sendiri.
Intervensi
o
Berikan
bantuan sesuai kebutuhan jangan membantu pasien yang dapat dilakukannya
sendiri.
o
Beri
pasien waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya
o
Berikan
umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilan
o
Kaji
kemampuan pasien untuk berkomunikasi tentang kebutuhannya
Rasional
o
Penting
bagi pasien untuk melakukan sebanyak mungkin diri sendiri untuk mempertahankan
harga diri dan meningkatkan pemulihan
o
Pasien
perlu untuk mengetahui pemberi asuhan yang akan membantu pasien secara kontinue
o
Meningkatkan
kemandirian dan mendorong pasien untuk berusaha secara kontinue
o
Membantu
dalam meningkatkan pemulihan sesuai perkembangan proses penyembuhan
Dx 3
Tujuan : Mengungkapkan penerimaan pada diri
sendiri
Intervensi
o
Anjurkan
untuk mengekspresikan perasaannya termasuk rasa sedih, marah
o
Tekankan
keberhasilan yang kecil sekali pun baik mengenai penyembuhan fungsi tubuh.
o
Bantu
dan dorong kebiasaan berpakaian dan berdandan yang baik
o
Dorong
orang terdekat untuk memberi kesempatan pada pasien melakukan sebanyak mungkin
untuk diri pasien sendiri
Rasional
o
Membantu
pasien untuk mengenal dan mulai memahami perasaan
o
Membantu
menurunkan perasaan marah dan ketidakberdayaan
o
Membantu
meningkatkan rasa harga diri
o
Membangun
kembali rasa kemandirian dan menerima kebanggaan diri
Dx 4
Tujuan : Mampu menggunakan mekanisme koping untuk
melawan perasaan tidak berdaya
Intervensi
o
Akui
realitas situasi, pada waktu yang sama
mengekspresikan harapan terhadap pasien
o
Bantu
pasien untuk mengidentifiaksi faktor-faktor yang berada dibawah kontrol diri
sendiri
o
Anjurkan
pasien untuk melakukan kontrol sendiri menganai perawatan diri sebanyak mungkin
o
Diskusikan
kebutuhan secara terbuka dengan pasien atau keluarga, atur kegiatan sehari-hari
o
Diskusikan
rencana masa depan
Rasional
o
Masa
depan tidak dapat diramalkan, harapan terhadap kualitas hidup perlu ditimbulkan
o
Mengetahui
dan menerima apakah kontrol diluar individu dapat menurunkan bantuan
o
Dapat
membantu merencanakan asuhan, memiliki satu pilihan atau tidak ada tujuan yang
diharapkan
o
Membantu
untuk mendapatkan tingkah laku, ketika pasien merasa tidak berdaya
o
Perencanaan
dibuat terhadap beberapa keadaan, pasien mempunyai rasa kontrol atas keadaannya
sendiri
Dx 5
Tujuan : Memulai perubahan gaya hidup yang
diperlukan
Intervensi
o
Tinjau
ulang keterbatasan saat ini dan diskusikan rencana kemungkianan melakukan aktifitas
o
Diskusikan
rencana untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
o
Berikan
instruksi dan jadwal tertulis mengenai aktivitas, pengobatan dan faktor-faktor
penting lainnya
o
Rekomendasikan
pasien untuk meminta bantuan dalam proses pemecahan masalah
o
Identifikasi
tanda/gejala yang memerlukan kontrol secara medis
Rasional
o
Menigkatkan
pemahaman, memberikan harapan pada masa datang
o
Berbagai
bantuan mungkin direncanakan berdasarkan pada kebutuhan individu
o
Memberikan
penguatan visual dan sumber rujukan setelah sembuh
o
Beberapa
pasien mungkin mengalami gangguan dalam cara pengambilan keputusan
o
Evaluasi
dan intervensi dengan cepat menurunkan resiko terjadinya kehilangan fungsi yang
berlanjut
DAFTAR PUSTAKA
American
Academy of Family Physicians. 2009. Cervical Spondylotic Myelopathy (CSM).
http://familydoctor.org/online/famdocen/home/common/brain/disorders/622.html
Asher, Anne. 2006. Myelopathy.
http://backandneck.about.com/od/m/g/myelopathy.htmMyelopathy
BenEliyahu, David. 2007. Cervical Myelopathy dan Spinal Stenosis.
http://www.chiroweb.com/mpacms/dc/article.php?id=37397
Doenges, Marilynn E, dkk. 2002. Rencana
Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Durrant, David. H, Jerome
M.True dan John W.Blum. 2009. Myelopathy, radiculopathy, and peripheral entrapment syndromes. http://books.google.co.id/books
Electronic Medical Solutions. 2008. Cervical Myelopathy.
http://www.myelectronicmd.com/get_reference.php?Id=729
NeckSurgery. 2007. Myelopathy.
http://www.necksurgery.com/causes-mechanical-myelopathy.html
Pearce,
Evelyn.1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Pillay, Prem. 2008. What Is Myelopathy .
http://www.wisegeek.com/what-is-myelopathy.htm
Surfer's Myelopathy Foundation. 2009. What’s Surfer's myelopathy (SM).
http://www.smawareness.org/sm.html
Wikipedia Indonesia . 2008. Vascular myelopathy.
http://en.wikipedia.org/wiki/Vascular_myelopathy
Young, William F.M.D. 2000. Cervical Spondylotic Myelopathy: A Common
Cause of Spinal
Cord penyelewengan fungsi dalam Older Orang. http://www.aafp.org/afp/20000901/1064.html
0 Response to "Makalah Mielopati"
Post a Comment