Epistimologi Filsafat Dakwah

Epistimologi Filsafat Dakwah


DR Djalaluddin Rachmat memberi batasan Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari proses penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian ajaran Islam untuk mengubah perilaku individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan Amrullah Ahmad memberi pengertian bahwa ilmu dakwah merupakan
kumpulan pengetahuan yang  berasal dari Allah yg dikembangkan Umat Islam dalam
susunan yang Sistematis dan terorganisir mengenai manhaj melaksanakan kewajiban, dakwah dengan tujuan  berikhtiar mewujudkan Khoirul ummah.

Filsafat dakwah dalam arti Filsafat tentang dakwah (Philosophy of preaching), dalam hal Ini dahkwah menjadi bahan kajian dan menempatkan Filsafat sebagai titik tolak berfikir. Filsafat dakwah dalam arti Preaching philosophy yaitu dakwah dikaji secara substansial dimana dakwah menjadi titik pusat dan kajian epistemologi.

Dengan demikian epistemologi dakwah adalah sebagai usaha manusia untuk menelaah masalah-masalah obyektifitas, metologi, sumber serta validitas pengetahuan
Secara mendalam dengan menggunakan dakwah subjek bahasan (titik tolak berpikir).

Secara epistemologi dakwah adalah cabang filsafat yang membicarakan
mengenai hakikat ilmu, ilmu sebagai proses adalah usaha pemikiran yang sistematis dan metodik untuk menentukan kebenaran yang terdapat pada suatu Imu. Secara keilmuan epistemologi mempunyai kedudukan yang sesungguhnya jauh lebih mendasar yakni menurut landasan.

Epistemologi adalah pengetahuan tentang pengetahuan yang merupakan hasil tau seseorang terhadap sesuatu, Jika itu berhubungan dengan dakwah maka menjadi pengetahuan
dakwah. Pengetahuan dakwah adalah hasil tahu manusia tentang dakwah
melalui  proses-proser  dari sumber yang ada.semua sependapat bahwa sumber pengetahuan adalah Allah. Hal ini dinyatan secara jelas dalam alquran surah Al-Kahfi l09 ditegaskan:

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا
مَدَدًا بِمِثْلِهِ

Artinya : katakanlah( Muhammad ) seandainya lautan menjadi
tinta untuk( menulis) kalimat – kalimat Tuhanku, maka pasti
habislah lautan itu sebelum selesai( penulisan) kalimat – kalimat
Tuhan Ku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak
itu  (pula).

Dengan ungkapan berbeda, Al Quran menyatakan dengan bentuk cerita pada saat penciptaan awal manusia, yaitu Adam adalah mengajarkan sesuatu yang
tidak diketahui adam. Kemudian di dikatakan Allah sebagai sumber ilmu pengetahuan adalah dengan diwahyukan ( ALQuran dan Hadis), dan pengetahuan empiris (yang tidak diwahyukan) yangg di dapat dari pengamatan dan penelitian terhadap penomena alam.

Dari pengertian di atas maka dapat penulis Simpulkan bahwa epistemologi dakwah adalah kajian filosofis terhadap Sumber, metode, esensi, dan Validitas kebenaran ilmu dakwah. Sumber menjelaskan asal usul ilmu dakwah, sedangkan metode menguraikan bagaimana cara memperoleh ilmu tersebut dari sumbernya, dan Validitas dakwah adalah pengetahuan yang diperoleh dari sumbernya melalui metode ilmiah, dan belum bisa disebut sebagai ilmu apabila belum teruji secara ilmiah atau tidak memiliki validitas ilmiah. Dalam menguji keilmuan ada dua teori yang dapat digunakan untuk menguji validitas suatu disiplin ilmu, yaitu teori koherensi dan teori korespondensi.

Teori koherensi menyebutkan bahwa kebenaran tegakkan atas hubungan keputusan baru dengan keputusan-keputusan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya terlebih dahulu. Suatu proposisi dikatakan benar Jika ia berhubungan dengan keberanian yang telah ada dalam suatu proposisi dakwah
                       
Pengalaman manusia. Teori korespondensi menyatakan bahwa kebenaran atau keadaan benar itu merupakan kesusilaan antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh sungguh merupakan hanya atau fakta faktanya. Kebenaran adalah suatu yang bersesuaian degan Fakta yang selaras dengan realitas, yang sesuai. Dari teori korespondensi dapat diketahui bahwa yang pertamam ada pernyataan dan kedua ada kenyataan.
Dengan demikian, Kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan tentang sesuatu. Misalnya di Fakultas Dakwah dan Komunikasi ada program
Studi Bimbingan Penyuluhan Islam, dan jika kenyataan bahwa di fakultas Dakwah dan Komunikasi ada program Studi Bimbingan penyuluhan Islam, (melalui observasi), maka
terdapat kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan.Menurut Aristoteles, teori korespondensi disebut teori penggambaran, yang premisnya berbunyi kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran dan kenyataan.
Setelah mengetahui sumber pengetahuan dari suatu ilmu, langkah selanjutnya yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara menggali pengetahuan yg sumbernya sudah diketahui, yaitu dengan prosedur yang menyangkut tindakan tindan , pikiran teknik dan tata langkah untuk mendapatkan Pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yg telah ada. Hubungan dengan dakwah berdasarkan sumber sumber  pengetahuan dakwah tersebut. Ada metode pendekatan dalam ilmu dakwah yakni pendekatan  normative, pendekatan empiris dan pendekatan filosofis


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Epistimologi Filsafat Dakwah"

Post a Comment