BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan.
Tirotoksikosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan
hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu
sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan
hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme. Tiroid
sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.
Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar
dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari)
dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian
dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin
releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk
melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim
sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang
berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu
jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian
berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan penjelasan
mengenai hipertiroid
2. Tujuan Khusus
· Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan
hipertiroid
· Memaparkan proses terjadinya hipertiriod
· Menerapkan teori dan konsep tersebut dan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita hipertiriod
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan
dengan diperolehnya materi-materi pada makalah ini adalah:
· Sebagai suatu sarana untuk meningkatkan
pengetahuan yang telah didapat dari materi hipertiriod yang sebenarnya.
· Sebagai masukan bagi semua mahasiswa dalam upaya
menjelaskan maupun berdiskusi dalam perkuliahan.
· Dapat digunakan sebagai acuan dan referensi dalam
pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu
keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh
kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin
dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang
diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon
tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan
sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya
hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme
adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi
yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat
diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat
kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar
tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa
menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid.
Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa
diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika
hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid
atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan pada
pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat
yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini
memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid
oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan
dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap
hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang
biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan
pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala
hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah
pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda,
jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata
akan timbul gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol)
membantu mengendalikan beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam
memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan
kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan
penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian yodium
radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25% penderita
mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat
melalui pembedahan. Pembedahan merupakan terapi pilihan bagi penderita muda,
penderita yang gondoknya sangat besar, penderita yang alergi, terhadap obat
atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan, bisa
terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormon
sepanjang hidupnya.
B. Anatomi fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh
dua sistem pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem
endokrin (Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur
aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang
berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar
endokrin (Guyton & Hall: 703). Sedangkan, sistem hormonal terutama
berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan
kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan melewati
membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel seperti pertumbuhan dan
sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain
yang disebut sistem endokrin.Salah satu kelenjar yang mensekresi
hormon yang sangat berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar
tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur
yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid biasanya
menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen
di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat
menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100
persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul
secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan
(Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin berfungsi
meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi
meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi memacu
pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat
metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
· Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus
khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
· Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
· Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung
yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung
· Merangsang pembentukan sel darah merah
· Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan
sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
· Bereaksi sebagai antagonis kalsium.
C. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar
dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan
lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini
lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga,
setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang
berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut
merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung
satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya
juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan
hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel
sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang
kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.
Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan
terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik,
sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia
atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system
kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun
yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya
bola mata terdesak keluar.
D. Manifestasi klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat
antibodi reseptor TSH yang merangsng aktivitas tiroid, sedang pada goiter
multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya
perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis
yang paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor : gugup
berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran tiroid.
E. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid
akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap
pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan
gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik
negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang
oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai.
Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di
duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan
dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid
peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus
kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit,
penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata,
mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan
tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit
menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang
berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan
nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon
tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena
periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien
terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi
TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah
melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul
keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan
hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang
sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
F. Tanda dan Gejala Hipertiroid
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi
yaitu :
- Banyak keringat
- Tidak tahan panas
- Sering BAB, kadang diare
- Jari tangan gementar (tremor)
- Nervus, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung
- Jantung berdebar cepat
- Haid menjadi tidak teratur
- Bola mata menonjol dapat disertai
dengan penglihatan ganda
- Denyut nadi tidak teratur terutama pada usia diatas 60 th
- Tekanan
darah meningkat
|
- Denyut nadi cepat, seringkali
>100x/menit
- Berat badan turun, meskipun banyak makan rasa capai
- Otot lemas, terutama lengan atas dan paha
- Rambut rontok
- Kulit halus dan tipis
- Pikiran sukar konsentrasi
- Kehamilan sering berakhir dengan keguguran
- Terjadi perubahan pada mata
bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka terhadap cahaya
|
G. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang
sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai
tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan
otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan
sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati
disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat
yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada
jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat
fatal (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid
tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
-
Infeksi
-
Pembedahan
-
Stress
|
-
Diabetes yang kurang terkendali
-
Ketakutan
-
Kehamilan atau persalinan
|
H. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi
hormon (obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,
tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau
mendapatkan remisi yang menetap pada pasien muda dengan struma ringan sampai
sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase
sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium
radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat
|
Dosis
Awal (mg/hari)
|
Pemeriksaan
(mg/hari)
|
Karbitamol
|
30-60
|
5-20
|
Metamazol
|
30-60
|
5-20
|
Propilitiourasil
|
300-600
|
50-200
|
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 –
24 bulan. Pada pasien hamil biasanya diberikan propil tiourasil dengan dosis
serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa laktasi juga
diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu
ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif
diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat
antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau
pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi
hipertiroid. Indikasi operasi adalah:
a. Pasien umur muda dengan
struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis
besar
c. Alergi terhadap obat
antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma
multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang
berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid
sampai eutitiroid sampai eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200
mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi
untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
b. Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan
tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis.
Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
c. Yodium
d. Yodium terutama digunakan
untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium radiaktif dan pada
krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
e. Ipodat
f. Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik
digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid kerja padat adalah menurunkan
konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta
mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
g. Litium
h. Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun
tidak jelas keuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan
krisis tiroid alergi terhadap yodium
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi
adanya tumor)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia,
sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri
dada (angina)
Tanda : Distritmia
(vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan
tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok
(krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola
berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine
encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria
jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress,
tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas peka
rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu
makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau
bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau
pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia, gangguan
penglihatan.
Tanda : Disorientasi,
mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori
baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma),
aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang
tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi, tampak
sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa
kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas,
batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering,
gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam,
diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang
gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita (
cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah
meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara mencolok,
asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik
dengan peningkatan kebutuhan energi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis:
status hipermetabolik.
III. Intervensi keperawatan
No
|
Diagnose
|
Tujuan
dan criteria hasil
|
Intrvensi
|
Rasional
|
1
|
Risiko
tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung |
Klien
akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
- Nadi perifer dapat teraba normal
- Vital sign dalam batas normal.
- Pengisian kapiler normal
- Status mental baik
- Tidak ada disritmia
|
· Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri
jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
· Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang
dikeluhkan pasien
· Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran
kering, nadilemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
· Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak
normal (seperti krekels)
|
· Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai
akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
· : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen
oleh
otot jantung atau iskemia
· Murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung
meningkat pada keadaan hipermetabolik
· Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan
menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung |
2
|
Kelelahan
berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
|
Klien
akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan
tingkat
energi |
· Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun
saat aktivitas
· Ciptakan lingkungan yang tenang
|
· Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat,
takikardia mungkin ditemukan
· Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif dan insomnia
|
3
|
Risiko tinggi terhadap perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
|
Klien akan menunjukkan berat badan
stabil dengan kriteria :
- Nafsu makan baik.
- Berat badan normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
|
· Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
· Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan
setiap hari
· Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat dan vitamin
|
· Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan
gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
· Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan
masukankalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
· Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan
zat-zat
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai |
4
|
Ansietas
berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik
|
Klien
akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan
kriteria : Pasien tampak rileks
|
· Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
· Bicara singkat dengan kata yang sederhana
· Jelaskan prosedur tindakan
· Kurangi stimulasi dari luar
|
· Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang
dan
insomnia
· Rentang perhatian mungkin menjadi pendek,
konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
· Memberikan informasi yang akurat yang dapat
menurunkan
kesalahan interpretasi
· Menciptakan lingkungan yang terapeutik
|
IV. Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.
Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang
nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang
diharapkan.
Ansietas ringan dapat
ditunjukkan dengan peka rangsang
dan
insomnia
insomnia
: Rentang perhatian
mungkin menjadi pendek,konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
Memberikan informasi yang
akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
kesalahan interpretasi
Menciptakan lingkungan
yang terapeutik
V. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang
peningkatan tingkat energi
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai
tingkat dapat diatasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak,
disebut pituitari.Pada gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid
yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada
kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi
subtotal).
B. Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress,
tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi
yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan
organism-organisme dapat menyebabkan infeksi karena ada virus.
DAFTAR
PUSTAKA
Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media Aesculapius
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com
Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com
Carpenito, Linda Juall.
200
0 Response to "ASKEP HIPERTIROIDISME"
Post a Comment