BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan tolok ukur kemajuan suatu bangsa yang artinya semakin tinggi tingkat
pendidikan berarti semakin maju pula bangsa tersebut. Hal ini telah dibuktikan
oleh sebagian besar negara-negara maju yang notabene juga memiliki pendidikan
berkualitas di dalamnya.
Dalam dunia
pendidikan terdapat beberapa unsur yang satu sama lain saling bersinergi,
bekerjasama, dan saling menopang dalam upaya menggerakkan roda pendidikan.
Salah satu unsur penting dalam dunia pendidikan adalah adanya pendidik dan
tenaga kependidikan. Suatu proses pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya 2
komponen tersebut. Pendidik adalah sebuah profesi unik. Ia tidak hanya mentransfer
ilmu pengetahuan, akan tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang berfungsi
membentuk karakter peserta didiknya. Oleh karena itu sampai kapan pun
posisi/peran pendidik tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin
canggih.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lembaga pendidikan?
2. Apa saja macam-macam lembaga
pendidikan?
3. Apa pengertian tenaga kependidikan?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian lembaga
pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam lembaga
pendidikan.
3. Untuk mengetahui pengertian tenaga
kependidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lembaga Pendidikan
Secara etimologi, lembaga adalah asal
sesuatu, acuan, sesuatu, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau
organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan
sesuatu usaha. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga mengandung
dua arti yaitu pengertian secara fisik, materil, kongkrit, dan pengertian
secara non-fisik, non materil dan abstrak.[1]
Telah sedikit disinggung di bagian
terdahulu bahwa lembaga pendidikan adalah badan atau instansi baik negri maupun
swasta yang melaksanakan kegiatan mendidik. Dengan kata lain lembaga pendidikan
adalah badan atau instansi yang menyelenggarakan usaha pendidikan. Dengan
pengertian ini maka yang dimaksud dengan lembaga pendidikan bukan hanya
lembaga-lembaga formal yang berbentuk sekolah saja, tetapi juga lembaga lain
seperti kursus resmi, kursus privat, dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya
kegiatan belajar.
Lembaga pendidikan adalah suatu badan
yang berusaha mengelola dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial,
kebudayaan, keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian. yaitu dalam hal
pendidikan intelektual, spiritual, serta keahlian/ keterampilan. Sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.[2]
Di Indonesia ini terdapat banyak sekali
lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum dan lulusan yang berbeda-beda.
Namun secara umum diketahui bahwa dalam lembaga pendidikan selalu terdapat
komponen-komponen penting yang menentukan keberhasilan lembaga tersebut.
Komponen-komponenya adalah:
1. Komponen
siswa.
2. Komponen
Guru.
3. Komponen
Kurikulum.
4. Komponen
sarana dan prasarana.
5. Komponen
pengelola.
B. Macam-macam
Lembaga Pendidikan
1. Lembaga
Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan
yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Lembaga pendidikan di
sekolah, adalah suatu lembaga pendidikan dimana dalam tempat tersebut diadakan
kegiatan pendidikan yang secara teratur, sistematis, mempunyai tanggung jawab
perpanjangan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi, dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Di Negara Republik Indonesia ada tiga lemabga
pendidikan yang diidentikkan sebagai lembaga pendidikan Islam, yaitu:
pesantren, madrasah, dan sekolah milik organisasi islam dalam setiap jenis dan
jenjang yang ada.
Manajer sekolah adalah pemimpin yang
berhubungan langsung dengan sekolah. Ia adalah panglima pengawal pendidikan
yang melaksankan fungsi kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan
pendidikan di dalamnya. suksesnya sebuah sekolah tergantung pada sejauhmana
pelaksanaan misi yang dibebankan diatas pundaknya, kepribadian dan kemampuannya
dalam bergaul dengan unsur-unsur masyarakat. Oleh sebab itu, kepala sekolah
harus berupaya mewujudkan kondisi sosial yang mendukung kegiatan sekolah. Demi
suksesnya dalam mengemban berbagai beban dan tugas, maka ia harus memiliki
beberapa sifat berkaitan dengan kepribadiannya dan profesinya. Selain itu juga
harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan ajaran-ajaran syariat islam.
Adapun ciri-ciri pendidikan formal yaitu:
a.
Pendidikan berlangsung dalam ruang kelas
yang sengaja dibuat oleh lembaga pendidikan formal.
b.
Guru adalah orang yang ditetapkan secara
resmi oleh lembaga.
c.
Memiliki administrasi dan manajemen yang
jelas.
d.
Adanya batasan usia sesuai dengan
jenjang pendidikan.
e.
Memiliki kurikulum formal.
f.
Adanya perencanaan, metode, media, serta
evaluasi pembelajaran.
g.
Adanya batasan lama studi.
h.
Kepada peserta yang lulus diberikan
ijazah.
i.
Dapat meneruskan pada jenjang yang lebih
tinggi.
Adapun yang dimaksud lembaga pendidikan
sekolah misalnya Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), Sekolah dasar
(SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), serta Madrasah Aliyah kejuruan (MAK).
Sebagai lembaga pendidikan formal,
sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh
serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola
secara formal, hierarkis, dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan
tujuan pendidikan nasional.[3]
2. Lembaga
Nonformal
Lembaga Pendidikan nonformal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang. Lembaga pendidikan nonformal adalah lembaga pendidikan yang
disediakan bagi warga Negara yang tidak sempat mengikuti atau menyelesaikan
pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan formal. Pendidikan nonformal
semakin berkembang, hal ini karena didorong oleh beberapa factor, diantaranya :
a.
Semakin banyaknya jumlah angkatan muda
yang tidak dapat melanjutkan sekolah.
b.
Lapangan kerja, khususnya sector swasta
mengalami perkembangan cukup pesat dan lebih dibandingkan perkembangan sector
pemerintah.
Pendidikan nonformal deselenggarakan
bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Dengan kata lain, pendidikan nonformal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik melalui pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kemudaan, pendidikan pembedayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan kerampilan dan pelatihan kerja,
serta pendidikan lainnya.
Mengenai pendidikan non-formal ini
dijelaskan dalam UU No 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , pasal
26 ayat (4) satuan pendidikan non-formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim serta satuan pendidikan yang sejenis, ayat (5) Kursus dan Pelatihan
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/ atau melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Penyelenggaraan pendidikannon formal ini
tidak terikat oleh jam pelajaran sekolah, dan tidak ada penjejangan sehingga
dapat dilaksanakan kapan saja dan dinama saja; dan tergantung kepada kesempatan
yang dimiliki oleh para anggota masyarakat dan para penyelenggara pendidikan
agama Islam pada masyarakat itu sendiri.
Adapun ciri-ciri pendidikan nonformal tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Pendidikan berlangsung dalam lingkunagan
masyarakat.
b.
Guru adalah fasilitator yang diperlukan.
c.
Tidak adanya pembatasan usia.
d.
Materi pelajaran praktis disesuaikan
dengan kebutuhan pragmatis.
e.
Waktu pendidikan singkat dan padat
materi.
f.
Memiliki manajemen yang terpaddu dan
terarah.
g.
Pembelajaran bertujuan membekali peserta
dengan keterampilan khusus untukpersiapan diri dalam dunia kerja.
Sedangkan
lembaga penyelenggaraan pendidikan nonformal antara lain;
1) Kelompok
Bermain (KB)
2) Taman
Penitipan Anak (TPA)
3) Lembaga
khusus
4) Sanggar
5) Lembaga
pelatihan
6) Kelompok
belajar
7) Pusat
kegiatan belajar masyarakat
8) Majelis
taklim
9) Lembaga
Ketrampilan dan Pelatihan “AMAL-MAS”.[4]
3. Lembaga
pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan kata lain, lembaga pendidikan
informal adalah sebuah lembaga pendidikan yang ruang lingkupnya lebih terarah
pada keluarga dan masyarakat. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang
pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
didikan dan bimbingan. jika dikatakan lingkungan yang utama karena sebagian
besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang
paling banyak diterima oleh anak dalam keluarga.
Orang tua atau ayah dan ibu memegang
peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak
seorang lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya. Oleh karena itu ia
meniru peran ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya apabila
ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik. Apapun yang
dilakukan ibu dapat dimanfaatkannya, kecuali apabila ia ditinggalkan dengan
memahami dengan segala sesuatu yang terkandung didalam hati anaknya, jika anak
telah mulai agak besar, disertai kasih sayang dapatlah ibu mengambil hati
anaknya untuk selama-lamanya.
Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anaknya meliputi:
1) Adanya
motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2) Pemberian
motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi nilai-nilai spiritual.
3) Tanggung
jawab sosial.
4) Memelihara
dan membesarkan anak.
5) Memberikan
pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
kehidupan anak tersebut.
Ciri- ciri pendidikan informal adalah ;
a. Pendidikan
berlangsung terus-menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.
b. Guru
adalah orang tua.
c. Tidak
adanya manajemen yang jelas.
FAST RESPON
ATAU KLIK LINK DI BAWAH INI UNTUK MENDAPATKAN VERSI FULLNYA ( BAB I-V )
DOWNLOAD DISINI VIA
GOOGLE DRIVE
DOWNLOAD DISINI VIA
MEDIAFIRE
0 Response to "Makalah Lembaga Pendidikan MDTA"
Post a Comment